Berita Regional

Kisah Vina Cirebon Pembunuhan Sadis Yang Terungkap Lewat Gadis Kesurupan, Tayang di Bioskop 2024

Editor: raka f pujangga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut ini viral kasus Vina Cirebon, kematian tragis pada tahun 2016 silam. Kasus ini pertama kali terungkap setelah seorang gadis kesurupan dan membeberkan kronologi pembunuhan. Di mana, awalnya penemuan mayat wanita yang dikira korban kecelakaan. Namun ternyata dibunuh secara tragis oleh pria yang menyatakan cinta kepadanya. Cerita tentang Vina Cirebon ini kembali viral setelah kisah nyata tersebut difilmkan.

Setelah pemakaman, polisi merasa ada kejanggalan, apalagi ada laporan teman korban.

"Setelah dilakukan pengembangan, kedua korban diduga dibunuh," ujar Indra.

Polisi lalu mengungkap kasus itu dan membekuk delapan tersangka pelaku, sedangkan tiga orang lainnya buron.

Indra mengatakan, pihaknya telah berupaya mengantisipasi kejadian serupa dengan berpatroli dan memaksimalkan kerja intelijen.

Wasnadi Otong (47), ayah Vina, berharap para pelaku dapat diadili sesuai perbuatannya.

"Kami semakin resah. Kenapa anak saya jadi korban geng motor (kelompok pengendara bermotor)," ujarnya.

Pada tahun 2017, para pelaku divonis hukuman mati.

Namun, pelaku justru lolos dari jeratan hukuman tersebut.

Pasalnya, majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Cirebon memvonis hukuman seumur hidup terhadap tujuh anggota geng motor yang terbukti melakukan pembunuhan berencana disertai pemerkosaan terhadap sejoli kekasih setahun silam di Cirebon.

Hukuman tersebut lebih ringan dibandingkan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang menuntut mereka hukuman mati.

"Menjatuhkan terdakwa dengan hukuman penjara seumur hidup," ucap ketua majelis hakim Suharno saat membaca amar putusan dalam sidang putusan perkara tersebut di Ruang Sidang Utama PN Cirebon, Jumat (26/5/2017).

Tujuh terdakwa yakni Rivaldi Aditya Wardana (21), Eko Ramadhani (27), Hadi Saputra (23), Jaya (23), Eka Sandi (24), Sudirman (21), dan Supriyanto (20).

Dalam persidangan, hakim menilai semua unsur dalam dakwaan primer yaitu Pasal 340 KUHPidana mengenai Pembunuhan Berencana dan Pasal 81 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak terbukti dilakukan oleh para terdakwa.

Hakim menyimpulkan, kematian korban murni bukan karena kecelakaan seperti yang dibantah oleh kuasa hukum ketujuh terdakwa saat membacakan pembelaan pekan lalu.

Sebab, berdasarkan fakta persidangan, para terdakwa terbukti menganiaya korban hingga meninggal dunia dan memerkosa secara bergantian.

Latar Belakang Film Vina Sebelum 7 Hari

Kisah Vina korban tersebut akan difilmkan.

Adalah Rumah produksi Dee Company yang tertarik untuk mengangkat kisah Vina ke dalam film.

Pihak rumah produksi juga telah bertemu dengan kedua orangtua Vina dan mendapat restu untuk mengangkat kisahnya ke layar bioskop.

"Hari ini kami telah sepakat untuk bekerja sama untuk membuat film yang diadaptasi dari kisah Vina di Cirebon.

Keluarga Vina datang ke kantor Dee Company untuk memberikan hak adaptasi cerita Vina," kata Dheeraj Kalwani, produser Dee Company, dalam keterangan pers tertulis, Senin (10/7).

Vina merupakan korban pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan secara brutal oleh geng motor di Cirebon pada tahun 2016.

Kematiannya sempat disebut sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas.

Namun, keluarga menaruh kecurigaan karena jenazah Vina hancur dan minta penyelidikan lebih lanjut.

Saat polisi sedang menyelidiki, sahabat Vina kerasukan dan menceritakan penganiayaan dan pemerkosaan yang telah dilakukan oleh geng motor di Cirebon.

Pelaku kemudian berhasil ditangkap dan dan diadili.

Dheeraj Kalwani mengatakan adaptasi kisah ini akan diberi judul Vina: Sebelum Tujuh Hari.

"Cerita ini bukan cuma cerita sedih, tapi ada banyak hal baik dari sosok Vina yang belum terungkap.

Inilah yang akan kami tunjukkan di film," katanya.

Baca juga: Kronologi Pembunuhan dan Pemerkosaan Vina oleh Genk Motor Cirebon, Disamsikan Pacar

Sukaesih, ibu Vina, berharap film Vina: Sebelum Tujuh Hari bisa memberikan gambaran positif terhadap putrinya.

"Setelah kematiannya, banyak yang justru memberikan stigma negatif.

Saya berharap Dee Company bisa menunjukkan betapa hancurnya hati kami sebagai orangtua ditinggal Vina," kata Sukaesih. (*)

Berita Terkini