"Jangkrik itu gini, kalau ketemu sama orang Gerindra kita teriak Jangkrik bos, dia nanti teriak Jangkrik. Nah itu berarti pasukan kita, kayak film Dono," seloroh Sudaryono.
Jangkrik itu, sambungnya, memiliki filosofi menjangkau semua titik, sehingga tidak ada titik yang kosong di TPS.
Pada intinya, Sudaryono menjelaskan bahwasanya Pemilu itu ibaratnya lomba paling banyak mencoblos. Sehingga, jika mau banyak yang mencoblos itu membutuhkan kemampuan pemasaran yang baik.
"Supaya akeh sing nyoblos, marketingnya kudu akeh. Pasukan harus banyak dan terlatih, itulah yang menjadi treatment yang kita lakukan selama 4 bulan sebelum pencoblosan," kata Sudaryono.
Baca juga: Profil Sudaryono, Anak Ideologis Prabowo yang Menjadi Kandidat Kuat di Pilgub Jateng 2024