"Ci Ada THR Gak?" Kalimat Terakhir Widarto Sebelum Masuk Penjara, Baju Polisi Tak Berguna

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Widarto, seorang pria berusia 56 tahun, menyamar sebagai AKP dan menuntut Tunjangan Hari Raya dari pemilik toko.

Bahkan kerap melawan dengan mendorong Bimaspol tersebut hingga beberapa kali.

Ya, Widarto sempat bersikeras menolak ketika diinterogasi Bimaspol Kelurahan Duren Sawit Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Hanya saja Bimaspol tersebut langsung menghubungi jajarannya untuk membantu membawa polisi gadungan tersebut ke Mapolsek Duren Sawit sebagai proses pemeriksaan lebih lanjut. 

Rupanya Widarto sendiri telah melancarkan aksinya selama satu tahun belakangan.

Namun ia mengenakan seragam polisi hanya di waktu tertentu, yakni pada hari besar atau hari raya.

Sebab, menurutnya, di waktu tersebut, masyarakat akan memberinya bingkisan maupun THR.

"Saya pakai begini (seragam polisi) kalau pas seperti tahun baru, itu kan posisi ramai."

"Pasti ada tahun baru, ada yang bakalan kasih bingkisan, kadang kan seperti kue-kue ada," ujar Widarto, Kamis (4/4/2024), dikutip dari Wartakotalive.com.

Terkait profesi aslinya, Widarto sehari-hari bekerja sebagai calo atau perantara.

Widarto mengatakan, dirinya bekerja sebagai calo di sejumlah wilayah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) kawasan DKI Jakarta.

"Kerja di Samsat, calo Samsat kemana aja, daerah Daan Mogot, Jakarta Timur, Jakarta Utara," kata Widarto.

Selama ini, ia tak pernah bercerita ke keluarganya terkait aksinya yang kerap menjadi polisi gadungan tersebut.

Bahkan rekan-rekannya pun juga tak mengetahui hal tersebut.

Diakui Widarto, ia memiliki trik agar aksinya tersebut tidak diketahui.

"Saya tinggal numpang sama saudara."

Halaman
123

Berita Terkini