Pada 18 April 2024 pagi, teramati asap kawah berwarna putih kelabu, berintensitas tebal, dan bertekanan lemah hingga sedang dengan ketinggian 500-800 meter dari puncak.
"Pemantauan visual saat ini tanggal 18 April 2024 hingga pukul 12.00 Wita, masih teramati erupsi berupa asap menerus berwarna putih hingga kecoklatan dengan intensitas relatif lemah," jelas Heruningtyas.
"Hasil pemantauan visual juga menunjukkan saat ini aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi.
"Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi eksplosif menghasilkan lontaran batu (pijar) ke segala arah yang bisa diikuti dengan awan panas maupun erupsi efusif (aliran lava)," imbuhnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus"
Baca juga: Ratusan Warga Mengungsi Akibat Banjir Lahar Gunung Semeru