"Kalau terus-terusan langka, kalangan yang terdampak tak hanya konsumen rumah tangga, terlebih kategori kutang mampu tapi juga pelaku UMKM," tandasnya.
Salah seorang warga Pakisaji Jepara Muthmainah berharap agar stok elpiji bersubsidi bisa kembali normal seperti sebelum terjadi banjir yang terjadi Februari lalu.
Saat ini, tiap dua pekan sekali ia kelimpungan mencari gas elpiji karena stoknya memang langka. Jelang lebaran, ia bahkan sempat membeli gas elpiji 3 kg seharga Rp 30 ribu dari pengecer tak resmi.
"Susah kalau kondisinya tetap seperti ini," keluh ibu dua anak ini.