TRIBUNJATENG.COM - Gadis malang berusia 7 tahun tewas dibunuh tantenya di Tangerang.
Korban dihabisi dengan cara yang sadis hanya dalam waktu 10 menit.
Tersangka LN (40) kakak kandung dari ibunda EV, bernama Ima.
Baca juga: Alasan Kentir Tusuk Istri Siri Semarang saat Hari Kartini, Karena Sakit Hati 7 Bulan Tak Pulang
Jasad EV ditemukan di sekitar rumah pelaku, Desa Cangklong, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (22/4/2024).
LN tega menghabisi nyawa keponakannya sendiri karena sakit hati.
Pelaku sakit hati karena tidak dipinjami uang Rp 300 ribu oleh ibu korban yang merupakan adik kandung pelaku.
Pada Senin pagi kitar pukul 07.00 WIB pamit untuk ke rumah tantenya itu.
Rumah pelaku berada tidak jauh di belakang rumah korban dan orangtuanya.
Namun hingga pukul 11.30 WIB, korban tak kunjung pulang ke rumahnya.
Sang ibunda, Ima, kemudian mencari keberadaan putrinya namun tak kunjung ditemukan.
Ima pun merasa curiga hingga akhirnya menelepon suaminya, Wita.
Ima dan Wita pun mencoba mencari keberadaan EV dengan dibantu oleh warga.
"Pas dicariin, ditanyain tuh sama ipar saya (pelaku), gak ada katanya. Ditanya lagi jawabnya sama, gak ada," kata Wita.
Wita dan warga lainnya pun mencoba menyusuri sudut kampung untuk mencari keberadaan EV.
Namun upaya pencarian bocah 7 tahun itu tak kunjung membuahkan hasil.
"Akhirnya kita semua pada panik, pikiran saya mah ke situ aja, gak tahunya bener," ungkap Wita.
Pada pukul 20.00 WIB, putrinya ditemukan ada di bawah meja yang berada di samping dari rumah pelaku.
EV ditemukan dalam terpal tempat penyimnana hio (dupa sembahyang).
Saat itu kondisi EV sudah sangat lemas dan tidak sadarkan diri.
Saat dibawa ke rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia.
Berdasarkan hasil otopsi, korban meninggal dunia akibat benda tumpul.
Dari hasil pemeriksaan saksi dan CCTV di sekitar TKP, terungkap pelaku pembunuhan adalah LN, tantenya sendiri.
"Pelaku ditangkap di rumahnya di wilayah Kosambi, Kabupaten Tangerang," kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Zaen Dwi Nugraha.
Motif sakit hati
Kepada polisi, LN pun akhirnya mengakui perbuatan kejinya itu.
LN Mengaku sakit hati karena tidak dipinjamkan uang Rp 300 ribu rupiah oleh ibu korban.
"Motif pelaku mengatakan bahwa dia sakit hati pada orangtua korban bahwa pada saat dia ingin meminjam uang namun tidak diberikan oleh ibu korban," ujarnya.
Ia pun naik pitam saat mendengar pengakuan korban yang mengatakan kalau ia habis jalan-jalan.
"Pada saat korban datang ke rumahnya ditanya ke mana saja, jawabnya habis jalan-jalan. Dia berpikiran bahwa korban ibunya punya uang. Akhirnya setelah itu dia berniat untuk melakukan perbuatan pembunuhan," tuturnya.
LN mengaku membunuh keponakannya itu dengan cara membekapnya menggunakan bantal.
Korban EV dibekap selama 10 menit hingga meninggal dunia.
Tak hanya itu, EV juga bahkan dianiaya oleh pelaku menggunakan benda tumpul beberapa kali.
Skenario dirampok
Untuk menutupi perbuatannya, LN merekayasa kematian keponakannya itu agar seolah merupakan kasus pencurian.
Baca juga: Fakta Baru Gadis Remaja Dijual Ibunya Rp 100 Ribu, Ternyata Juga Korban Pemerkosaan Kakak Kandung
Usai menghabisi EV, pelaku LN mencopoT anting emas milik korban lalu menyembunyikan di dekat ember kamar mandi.
"Tujuannya agar korban dikira merupakan korban pencurian emas yang dihabisi nyawanya," jelas Zain.
Akibat perbuatannya, LN dijerat dengan Pasal 80 Ayat (3) juncto Pasal 76 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak atau Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan, dengan acanama hukuman pidana penjara 15 tahun. (*)
Artikel ini sudah tayang di Tribunnewsbogor.com