Berita Slawi

BPS Kabupaten Tegal Akan Gelar Survei Ekonomi Pertanian pada Juni 2024, Ini Tujuan dan 7 Subsektor 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BPS Kabupaten Tegal Bambang Wahyu Ponco Aji, saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Pendataan Potensi Desa (Podes) 2024, Ekonomi Pertanian dan Penetapan Standar Pelayanan Statistik Terpadu atau PST, berlokasi di Syailendra Grand Dian Hotel Slawi, Selasa (30/4/2024)

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal akan menyelenggarakan kegiatan Survei Ekonomi Pertanian (SEP) pada Juni 2024, dan nantinya data dipublikasikan pada akhir tahun 2024. 

Informasi tersebut disampaikan Kepala BPS Kabupaten Tegal Bambang Wahyu Ponco Aji, saat memberikan sambutan pada acara Sosialisasi Pendataan Potensi Desa (Podes) 2024, Ekonomi Pertanian, dan Penetapan Standar Pelayanan Statistik Terpadu atau PST. 

Berlokasi di Syailendra Grand Dian Hotel Slawi, Selasa (30/4/2024). 

Survei Ekonomi Pertanian, dikatakan Bambang Wahyu bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik unit usaha pertanian. 

Selain itu, juga untuk mengetahui pendapatan kegiatan pertanian, pengeluaran untuk usaha pertanian, investasi keuangan dan asuransi, pemasaran, dan penyimpanan. 

"Dalam Survei Ekonomi Pertanian yang rencananya berlangsung pada Juni 2024, ada tujuh subsektor seperti ketahanan pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, dan jasa pertanian," jelas Bambang Wahyu Ponco Aji, pada Tribunjateng.com. 

Sementara untuk cakupan wilayah yang nantinya berlangsung Survei Ekonomi Pertanian, meliputi seluruh wilayah di Indonesia kecuali Jakarta Pusat. 

Sedangkan untuk unit observasi ada di Unit Pusat Pertanian Perorangan, Unit Usaha Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum, dan Usaha Pertanian lainnya. 

Adapun yang nantinya akan dikumpulkan pada saat Survei Ekonomi Pertanian, yaitu mengenai informasi umum pertanian yang dimiliki, manajemen perusahaan pertanian, keterangan rumah tangga pengelola pertanian dalam hal pendapatan dan pengeluaran. 

Kemudian mengumpulkan data indikator seperti kesejahteraan petani, mengukur rata-rata pendapatan petani sekala kecil, dan pertanyaan-pertanyaan berkelanjutan. 

Pertanyaan yang dimaksud seperti melihat pertanian dan pengelolaannya dibawah batas tidak produktif, dan pertanian berkelanjutan. 

"Semoga kegiatan yang kami laksanakan, bisa memberi banyak manfaat bagi kemajuan pembangunan dan Kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kabupaten Tegal," pungkasnya. (dta)

Baca juga: Alasan Ini, Manasik Haji di Kecamatan Kota Kudus Sengaja Digelar di Bawah Terik Matahari

Baca juga: KPU Jepara Perpanjang Pendafatran PPK untuk Pilkada Serentak 2024

Baca juga: Atlet Renang Jepara Ukir Sejarah di Piala Wali Kota Magelang ke III 2024, Meraih 20 Medali

Baca juga: Pasar Pariwisata Tiongkok Disebut Kian Membaik, SiteMinder Perkuat Kemitraan dengan Trip.com

Berita Terkini