TRIBUNJATENG.COM - Rektor UIN Profesor KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Profesor Ridwan mengungkapkan, Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2024 menjadi momentum penting untuk melakukan refleksi tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks.
"Ini momentum penting bagi kita sebagai institusi pendidikan, untuk melakukan refleksi bahwa tantangan dunia pendidikan ini semakin kompleks. Zaman selalu berubah. Karena itu lembaga pendidikan juga harus beradaptasi dengan perubahan, dalam semua hal, semua aspek," ungkapnya Kamis (2/5/2024).
Menurutnya, perubahan dalam dunia pendidikan adalah keniscayaan. Baik berubah secara paradigma dalam mengadakan proses belajar mengajar dan perubahan kurikulum. Selain itu juga perubahan dalam pendekatan secara pedagodis, metodik, dengan mengadaptasi teknologi-teknologi.
"Sebagaimana spirit yang ingin dicapai dalam peringatan Hardiknas 2024 ini adalah bagaimana kita membangun generasi muda, peserta didik, para siswa dan mahasiswa untuk menjadi pribadi yang berilmu dan berakhlak. Jadi, ilmu dan akhlak itu sebagai perpaduan nilai untuk membentuk citra diri manusia yang ideal," beber dia.
Manusia yang ideal itu, lanjut Profesor Ridwan yakni manusia Indonesia yang akan menyongsong Indonesia Emas. Karena itu, kita yang berada di institusi pendidikan, memiliki tanggung jawab kesejarahan untuk memastikan, bahwa peserta didik harus memiliki kematangan secara intelektual dan moral.
"Kematangan secara intelektual dan kematangan secara moral itu menjadi dua karakteristik. Ditambah lagi dengan kematangan secara spiritual, akan menjadi perpaduan citra diri generasi muda yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045," beber akademisi yang aktif berorganisasi tersebut.
Dalam peringatan Hardiknas Tahun 2024, pihaknya juga menekankan penggunaan pakaian adat tradisional kepada seluruh pegawai, baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan. Hal ini juga memiliki spirit multikulturalisme sebagai apresiasi simbolik untuk menguatkan kebhinekaan kita.
"Apresiasi simbolik dengan menggunakan baju adat tradisional serta mengangkat budaya lokal spiritnya mengangkat kebhinekaan kita. Jadi Bhineka Tunggal Ika itu spirit yang ingin dibangun ada satu kesadaran bahwa kita hidup dalam masyarakat yang beraneka ragam," tandasnya.