Ketekunan Hasinah dalam mengumpulkan uang tersebut membuat dirinya mengumpulkan dan menyetor uang Rp 25 juta untuk mendaftarkan haji pada 2012.
Dari iuran mengaji tersebut, dengan penuh ketekunan dan kesabaran, Hasinah mulai mengumpulkan uang dan menyimpannya di berbagai tempat.
Baca juga: Buka Manasik Haji, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq Pesan Calon Haji Bawa Makanan dan Minuman Cukup
Baca juga: Cerita Bahagia Mbah Tomo Pemulung Ponorogo, Nabung Rp 3.000 Tiap Hari Sejak 1998 Demi Berangkat Haji
“Awalnya saya simpan di bawah bantal, di bawah kasur, dalam lipatan buku, dan pakaian."
"Kalau sudah cukup jutaan rupiah, baru saya bawa ke bank untuk tabungan,” ucap Hasinah.
Dia tak punya pekerjaan lain sehingga untuk bertahan hidup dengan menjadi seorang guru mengaji.
Lambat laun anak-anak yang mengaji di sekitar rumahnya semakin bertambah banyak.
Dari iuran mengajinya, Hasinah dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan menabung untuk sisa naik haji.
Hasinah hidup seorang orang diri.
Sementara suaminya telah lama meninggal dunia.
Setelah menunggu selama 12 tahun, Hasinah mendapatkan panggilan untuk berangkat haji pada 2024 ini.
Sisa uang naik haji sebesar Rp 33 juta juga berhasil dia lunasi.
Selain itu, sekira 2019, Hasinah pernah pergi umrah yang biayanya juga dari hasil mengajar mengaji.
“Orang-orang bertanya apa pekerjaannya sampai bisa umrah dan naik haji."
"Saya juga tidak tahu karena mungkin saya ikhlas."
"Saya menajar anak-anak (mengaji), mungkin Allah kabulkan saya punya rencana,” tutur Hasinah. (*)