Di hari yang dijanjikan, sang kakak menjemput Diah di Stasiun Paron.
Namun meski sang kakak telah lama menunggu, Diah tak kunjung terlihat.
"Kakaknya menunggu di Stasiun Paron untuk jemput adiknya tapi sampai kereta habis kok enggak ada (adiknya) turun," ujarnya.
Cemas karena adiknya tak tampak, kakak Diah pun mencoba menghubungi ponsel adiknya.
"Dihubungi HP-nya tidak aktif," lanjut sang bibi lirih.
Keluarga saat itu sama sekali tidak menyangka bahwa Diah terbunuh pada Kamis (22/12/2022) dini hari.
Hisyam, cucu pemilik tempat indekos mabuk, memasuki kamar Diah, menusuk korban dengan pisau, dan merampas ponsel Diah.
Mahasiswi itu pun meninggal dunia dengan sejumlah luka di tubuhnya.
Ponsel milik Diah dijual seharga Rp 570.000.
Uang tersebut dipakai oleh pelaku untuk membeli rokok dan jajanan.
Keluarga baru mengetahui bahwa Diah menjadi korban pembunuhan setelah mendapatkan kabar dari kepala desa pada sore harinya.
"Pak kepala desa mendapat telepon dari Polres Malang Kota pada Kamis (22/12/2022) pukul 15.30 WIB," kata bibi korban dengan pilu.
Mahasiswi berprestasi itu terbunuh
Kepergian Diah menjadi pukulan besar bagi keluarganya.
Menurut sang bibi, semasa hidupnya, Diah merupakan pelajar yang cerdas.