Berita Ekonomi

Harga Emas Antam Capai Rekor Tertinggi Lagi, Masih Ada Peluang Terus Naik

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang karyawan menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di satu gerai Logam Mulia Antam di Bandung, baru-baru ini.

TRIBUNJATENG.COM - Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk di Kota Semarang kembali mencatatkan rekor tertinggi pada Jumat (7/6).


Harga pecahan 1 gram emas Antam kemarin tercatat mencapai Rp 1,366 juta, naik Rp 17.000 dari harga yang dicetak pada Kamis (6/6), di level Rp 1,349 juta per gram.


Harga pada Kamis (6/6) itu juga tercatat sudah melompat sebesar Rp 13.000 dari hari sebelumnya, Rabu (5/6), yang berada di level Rp 1,336 juta/gram.


Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas terus melonjak naik antara lain karena mengikuti harga emas dunia yang masih bisa bertahan di atas level 2.300 dolar AS per ons troi.


Menurut dia, hal itu akibat bank Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga acuan dari rekor tertinggi pada Kamis (6/6), karena ada kemajuan dalam perjuangannya melawan inflasi yang tinggi.


Tak hanya itu, Bank of Canada (BoC) juga telah memangkas suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen pada Rabu (5/6). "Adanya pemotongan suku bunga oleh bank-bank sentral lain dapat terus mendorong harga emas ke depan," katanya, kepada Kontan.co.id, Jumat (7/6).


Ibrahim menuturkan, sentimen lain datang dari data-data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan, seperti data ADP dan klaim pengangguran. Hal itu membawa harapan adanya pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September kembali naik.


“Jadi kondisi kelemahan ini akan dimanfaatkan oleh investor untuk posisi beli terhadap emas, sehingga emas akan menyentuh di level tertinggi di level 2.400 dolar AS per ons troi,” jelasnya.


Ibrahim menyatakan, sentimen lain yang membuat harga emas terus melonjak naik yaitu karena dipengaruhi situasi di Timur Tengah, di mana Penasihat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Saeed Abiyar, tewas dalam serangan Israel di Aleppo, Suriah, pada Senin (3/6).


Lembaga pemantau hak asasi manusia (HAM) Syrian Observatory for Human Rights menyebut Israel menyerang pabrik di Hayyan, Aleppo Barat pada Senin (3/6). Imbas gempuran itu, 16 anggota milisi pro-Iran tewas.


Dengan begitu, tensi geopolitik akan semakin memanas. Namun, hal itu berdampak positif terhadap harga emas logam mulia. “Karena para investor akan beralih ke aset safe haven, atau aset lindung nilai di tengah ketidakpastian pasar dan ekonomi,” tuturnya.


Tetap tinggi


Ibrahim memproyeksikan harga emas hingga akhir tahun juga masih tetap tinggi, lantaran adanya potensi penurunan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed, sebesar 75 basis poin (bps).


“Bahkan saya memproyeksi di 2025, harga itu masih berpotensi cukup tinggi, meski situasi di Timur Tengah kemungkinan sudah mereda,” tukasnya.


Ia memperkirakan, harga emas dunia dalam jangka pendek akan mencapai paling tidak 2.380 dollar AS per ons troi, sedangkan untuk jangka menengah diprediksi akan berada di 2.385-2.400 dollar AS per ons troi.

Halaman
12

Berita Terkini