Berita Regional

Praperadilan Pegi Setiawan Ditunda karena Polda Jabar Tak Hadir, Kuasa Hukum Pegi Cium Kejanggalan

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sidang Praperadilan Pegi Setiawan yang digelar di PN Bandung pada Senin (24/6/2024).

TRIBUNJATENG.COM - Polda Jawa Barat (Jabar) selaku termohon tak hadir dalam sidang gugatan praperadilan penetapan Pegi Setiawan sebagai tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eky yang digelar Senin (24/6/2024).

Akibatnya, sidang di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, itu pun ditunda. 

Di pihak lain, Tim Kuasa Hukum Pegi datang dengan kekuatan penuh. 

Mereka sudah menyiapkaan 20 'amunisi' berupa temuan kejanggalan dalam penetapan kliennya. 

Tim Kuasa Hukum Pegi pun mencium adanya upaya tersembunyi di balik ketidakhadiran Polda Jabar.

Baca juga: Pegi Pernah Diminta Cap Sidik di Kertas Kosong dan Kertas Bertuliskan Mayat, Keterangan Polisi Beda

Baca juga: Akhir Perjalanan Pengemis Elit Asal Semarang Nila Handini, Setelah Tertangkap Dibawa ke Terminal

Salah satu kuasa hukum, Niko Kili Kili, mengaku tim kuasa hukum Pegi Setiawan sangat kecewa dengan mangkirnya Polda Jabar. 

Prasangka buruk pun muncul. 

Niko menduga pihak Polda Jabar memang sengaja tak hadir karena memiliki niat terselubung. 

Pihak Polda Jabar sengaja mengulur waktu untuk mempersiapkan berkas-berkas lalu menyerahkannya ke kejaksaan. 

Praperadilan akan digugurkan ketika berkas perkara telah berstatus P21.

"Kami menduga ada unsur kesengajaan agar kasus ini bisa P21 (berkas lengkap) sehingga praperadilan ini digugurkan," ujar Niko seperti dilansir dari KompasTV yang tayang pada Senin (24/6/2024). 

Niko berharap Jaksa agar tak berat sebelah dalam memandang perkara ini dan menunggu hingga praperadilan selesai. 

Tim Kuasa Hukum Pegi Setiawan menantang pihak Polda Jabar agar 'bertarung' secara jantan selama proses hukum masih berjalan.  

"Kita fight secara gentleman," tantang Niko Kili Kili. 

Tim Kuasa Hukum Pegi Setiawan mengatakan tak ada persiapan lain saat ini selain mengikuti agenda hakim untuk kembali menghadiri sidang praperadilan yang akan kembali digelar pada Senin (1/7/2024) mendatang. 

Niko berharap agar polisi dapat bersikap fair dengan hadir di sidang praperadilan.

"Kita enggak usah takut lah kalau polisi merasa bahwa mereka benar, kita sama-sama fight secara hukum dan gentleman. Asalkan tidak digugurkan, kami optimis bahwa klien kami tetap bebas," tambahnya. 

Sudah siapkan amunisi

Kuasa Hukum Pegi Setiawan menyiapkan lebih dari 20 'amunisi' atau temuan kejanggalan dalam penetapan kliennya. 

Ada sekitar 22 pengacara yang menjadi kuasa hukum Pegi di sidang tersebut. 

Salah satu kuasa hukum Pegi, Muchtar Effendy, mengatakan akan menunjukkan 20 temuan kejanggalan dalam kasus Pegi di sidang praperadilan. 

Salah satunya, penetapan tersangka tanpa pernah dipanggil dalam proses penyelidikan dan penyidikan. 

"Tidak boleh dilakukan penetapan tersangka terhadap seseorang tanpa melalui pemanggilan untuk pemeriksaan dan bukti-bukti yang kuat. Hal ini lah yang mendorong kami mengajukan praperadilan," jelasnya.

Tak hanya itu, ia menjelaskan bahwa tidak ada nama Pegi Setiawan dalam persidangan kasus Pembunuhan Vina dan Eky di 2016. Saat itu, hanya disebut Pegi alias Perong. 

Yakin menang

Sedangkan keluarga Pegi Setiawan yakin memenangkan sidang praperadilan di PN Kota Bandung.

Adik kandung Pegi, Lusiana, berharap sidang perdana praperadilan Pegi Setiawan dapat berjalan dengan lancar.

"Semoga sidangnya lancar, kita semua optimis sekali karena Pegi tidak melakukan kejahatan itu," ujar Lusiana, Sabtu (22/6/2024).

Lusiana mengatakan, pihak keluarga optimis sidang praperadilan tersebut dapat membuktikan Pegi Setiawan tidak terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap Vina dan Eky.

"Di sidang praperadilan itu optimis bakal menang, karena Pegi tidak melakukan itu (pembunuhan), Pegi tidak terlibat," ucapnya.

Diketahui, pada 2016, polisi menetapkan 11 tersangka dalam kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya, Muhammad Rizky Rudian atau Eky, di Cirebon, Jawa Barat.

Delapan pelaku telah diadili, yakni Jaya, Supriyanto, Eka Sandi, Hadi Saputra, Eko Ramadhani, Sudirman, Rivaldi Aditya Wardana, dan Saka Tatal.

Tujuh terdakwa divonis penjara seumur hidup.

Sementara satu pelaku dipenjara delapan tahun karena masih di bawah umur saat melakukan kejahatan tersebut. Satu pelaku tersebut saat ini diketahui sudah bebas.

Sembilan tahun berlalu, polisi menetapkan Pegi alias Perong sebagai tersangka terakhir dalam kasus ini.

Polisi juga merevisi jumlah tersangka menjadi 9 orang dan menyebut bahwa 2 tersangka lain merupakan fiktif belaka. ( TribunJakarta.com )

Berita Terkini