"Saya harap kita bersama-sama Sukolilo bisa melakukan recovery (pemulihan). Tidak ada lagi 'trademark' (cap) negatif terhadap Sukolilo," tegas Ahmad Luthfi.
Dia menegaskan, peristiwa pengeroyokan yang terjadi di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, pada Kamis (6/6/2024) lalu tidak bisa menjadi alasan untuk melakukan generalisasi stigma negatif terhadap masyarakat Sukolilo secara umum.
Untuk diketahui, saat itu terjadi peristiwa pengeroyokan yang menewaskan Burhanis (52) pengusaha rental mobil asal Jakarta.
Burhanis bersama tiga rekannya dicurigai sebagai pencuri setelah menggunakan kunci cadangan untuk mengambil mobil rental Mobilio warna putih yang dia lacak menggunakan GPS. Mobil itu terparkir di halaman rumah seorang warga Desa Sumbersoko bernama Aris Gunawan (34).
Setelah diteriaki maling, Burhanis dan tiga temannya dihajar massa. Burhanis tewas, tiga temannya luka-luka di sekujur tubuh. Mobil Sigra warna putih yang mereka kendarai dari Jakarta juga dibakar massa.
“Saya pastikan, kejadian kemarin itu bisa menimpa di mana saja, dan oleh siapa pun juga. Sebab kejadian kemarin dipicu emosi sesaat, dipicu kemarahan tinggi yang mempengaruhi emosi massa,” tutur Ahmad Luthfi.
Sambil menegaskan bahwa proses hukum atas tindak pidana tetap berjalan, Ahmad Luthfi memastikan bahwa lebih banyak masyarakat Sukolilo yang taat hukum ketimbang yang tidak.
“Setelah kami check, recheck, dan final check dengan beberapa tokoh masyarakat dan tokoh pemuda perwakilan seluruh desa, dipastikan masih banyak masyarakat yang taat hukum dan tidak melanggar hukum. Maka kejadian kemarin tidak bisa digeneralisasi atau disamaratakan,” tandasnya. (mzk/tim lipsus/tribun jateng cetak)