MRR diharuskan menjalani kontrol secara berkala di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, dan mendapat penanganan medis dari dokter ahli saraf dan kejiwaan.
"Per dua minggu dengan kontrol dua dokter, dokter ahli saraf dan dokter ahli kejiwaan. Diimbangi (mengkonsumsi) obat-obatan yang katanya untuk otak," lanjut Yusman.
Sebelumnya, MRR disekap dan dianiaya sejak bulan Maret hingga Juni 2024 lalu oleh seorang temannya berinisial H dan puluhan pelaku lain pada satu cafe di Kecamatan Duren Sawit.
Penyekapan dan penganiayaan dipicu karena korban tak mampu melunasi uang pembayaran penjualan mobil yang harusnya dibagi dengan sistem 60/40 antara H dan MRR.
MRR awalnya berniat membayarkan uang hasil penjualan kepada H secara bertahap, namun H meminta uang dibayarkan dengan bunga sehingga dari awalnya Rp 100 juta menjadi Rp 300 juta.
Nahas di saat MRR berupaya melakukan pembayaran utang pada Maret 2024 lalu H bersama teman-temannya justru menyekap dan melakukan penganiayaan secara bergantian.