TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Tahun ajaran baru membawa berkah bagi para penyedia seragam sekolah, termasuk perajin kerudung pesanan di Kabupaten Kudus.
Satu diantara perajin kerudung di Kabupaten Kudus, yakni Siti Syafaah (50), puan paruh baya itu memiliki omzet hingga ratusan juta rupiah, tiap mendekati tahun ajaran baru.
Di kediamannya Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Siti Syafaah tengah sibuk melakukan packing kerudung seragam pesanan.
Saat ini, Siti Syafaah telah menerima sekitar 7500pcs kerudung seragam, meski hanya menerima pembuatan kerudung untuk seragam sekolah, saat ini dirinya mengaku kewelahan mengatasi pesanan.
"Pesanan segitu sudah kewelahan, saat ini ada 13 partner kerja. Tapi saya mau cari lagi, untuk meringankan pekerjaan, supaya lebih efektif dan jadinya cepat," ujar Siti Syafaah kepada Tribunjateng saat ditemui, Jumat (12/7/2024).
Siti Syafaah menambahkan, awal pesanan masuk pada bulan Maret bahkan beberapa sekolah meminta kerudung buatannya harus sudah siap saat tahun ajaran baru.
Dia memprediksi hingga bulan September nanti, orderan untuk kerudung seragam sekolah akan terus berjalan.
"Ada sekolah yang sudah order juga untuk tahun 2025 nanti, ya kita siapkan," sambungnya.
Ada beberapa model yang harus dia siapkan yakni kerudung ruby, segi empat dan bergo. Pada pesanan jenis kerudung tersebut berbeda pola dan modelnya tiap seragam sekolah.
Beberapa jilbab dibordir dengan manual berbentuk kembang, namun ada pula yang dibordir dengan komputer yakni nama-nama sekolah yang memesan.
Tiap pembuatan kerudung, selalu menggunakan kain baru lantaran untuk menjaga kualitas kain agar tetap berwarna cerah.
"Kualitas tetap yang utama, jahitan harus halus bordiran berkualitas, tebal dan rapi. Motto kami pertahankan kualitas," ujarnya.
Usaha ini sudah dia geluti selama sekitar 20tahunan. Sebelumnya Siti Syafaah adalah pekerja disebuah pabrik bagian administrasi.
Minat menjadi perajin kain, mulai tumbuh saat dirinya melihat temannya menjahit. Setiap harinya dirinya mempelajari jahit dan membordir melalui temannya.
Merasa cukup memiliki keterampilan, Siti Syafaah mencoba bergelut dibidang jahit. Selama lima tahun awal karirnya, dia sengaja tak mengambil untung.