TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pemilihan Gubernur Jawa Tengah semakin mengerucut pada figur Ahmad Luthfi.
Pendiri Kanigoro Network, Joko Kanigoro, memprediksi bahwa Ahmad Luthfi akan diusung oleh partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Menurut Joko Kanigoro, ketokohan Ahmad Luthfi dinilai paling relevan untuk kondisi sosial politik di Jawa Tengah saat ini.
Meski bukan berasal dari kalangan politisi, kapasitas Ahmad Luthfi dianggap lebih mumpuni dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain dari partai politik.
Elektabilitasnya yang terus meningkat signifikan menunjukkan penerimaan publik yang cenderung positif terhadap dirinya.
“Elektabilitas Ahmad Luthfi diprediksi akan melampaui 50 persen dari total populasi pemilih menjelang pendaftaran calon Gubernur Jawa Tengah Agustus mendatang,” ujar Joko.
Hal ini diperkuat oleh keputusan tokoh internal KIM seperti Dico Ganinduto dan Sudaryono yang memilih mundur dari kontestasi pemilu Gubernur Jawa Tengah November 2024.
Dico Ganinduto akan diusung Golkar dalam Pilkada Kota Semarang, sementara Sudaryono telah diangkat menjadi Wakil Menteri Pertanian.
"Partai-partai yang tergabung dalam KIM akan solid mendukung pencalonan Ahmad Luthfi. Jika soliditas ini terjaga, kemungkinan besar partai-partai lain di luar KIM akan ikut bergabung, membuka peluang terbentuknya koalisi tunggal yang mengusung Ahmad Luthfi," jelas Joko.
Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan Ahmad Luthfi akan berhadapan dengan kotak kosong dalam Pilgub Jateng mendatang.
Partai-partai di luar KIM diperkirakan akan mengkalkulasi ulang untuk melawan Ahmad Luthfi yang elektabilitasnya terus naik secara konsisten.
Trend ini sulit dilawan, sehingga partai-partai lain kemungkinan besar akan menawarkan kader mereka sebagai calon Wakil Gubernur.
Salah satu partai yang telah menjajaki peluang ini adalah PPP, yang mempertimbangkan Taj Yasin sebagai pendamping Ahmad Luthfi.
"Saya kira PKB dan PDIP juga akan mempertimbangkan hal serupa. Komunikasi politik sudah dijalankan oleh partai-partai di luar KIM tersebut," tambah Joko.
Bergabung dalam koalisi Ahmad Luthfi bukan hanya langkah strategis, tetapi juga langkah taktis untuk menyelamatkan eksistensi partai.