Israel vs Hizbullah

Roket Datang saat Korban Tengah Main Bola, Serangan Roket Tewaskan 12 Orang di Dataran Tinggi Golan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tank Israel terlihat berada di dekat perbatasan Suriah dengan dataran tinggi Golan yang diduduki militer Israel, pada Mei 2018.

TRIBUNJATENG.COM, TEL AVIV -- Sebuah serangan roket di sebuah lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak, Sabtu (27/7).

Pihak berwenang Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan tersebut. Mereka bersumpah untuk memberikan balasan yang setimpal kepada kelompok asal Lebanon tersebut.

Di sisi lain, Hizbullah telah membantah bertanggung jawab atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan.

Layanan ambulans Israel mengatakan, sebanyak 13 orang lainnya terluka oleh roket yang menghantam lapangan sepak bola yang pada saat itu dipenuhi oleh anak-anak dan remaja.

“Mereka sedang bermain sepak bola, mereka mendengar sirene dan berlari ke tempat berlindung... mungkin butuh waktu sekitar 15 detik (untuk mencapai tempat berlindung),” kata Mourhaf Abu Saleh, seorang saksi mata.

“Akan tetapi mereka tidak bisa mencapai tempat berlindung karena roket menghantam lokasi antara tanah dan tempat berlindung,” lanjutnya.

Rekaman yang diposting di media sosial menunjukkan saat-saat ketika roket menghantam. Sirene serangan udara terdengar, diikuti oleh ledakan besar dan gambar asap yang membumbung tinggi.

Serangan itu nyatanya menjadi serangan paling mematikan yang pernah menghantam Israel atau wilayah yang dicaplok Israel sejak dimulainya konflik di Gaza. Serangan tersebut telah meningkatkan ketegangan dalam permusuhan Israel-Hizbullah selama perang Gaza dan dikhawatirkan memicu terjadinya konflik besar antara kedua pihak yang bersenjata lengkap.

Lapangan bola

Sebagaimana dilansir Reuters, roket tersebut menghantam sebuah lapangan sepak bola di Desa Druze, Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah yang direbut Israel dari Suriah pada perang Timur Tengah tahun 1967 dan dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar negara.

“Hizbullah akan membayar harga yang mahal, harga yang sejauh ini belum pernah mereka bayar,” kata Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah panggilan telepon dengan pemimpin komunitas Druze di Israel, menurut sebuah pernyataan dari kantornya.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, Hizbullah mengatakan: “Perlawanan Islam sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut, dan dengan tegas menyangkal semua tuduhan palsu dalam hal ini”.

Juru bicara Hizbullah, Mohamad Afif membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan BBC sedang mencoba memverifikasi laporan. Bahwa kelompok tersebut mengatakan, ledakan itu disebabkan oleh roket pencegat Israel.

Kementerian Luar Negeri Israel merilis nama dan usia 10 orang yang terbunuh, dan mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak berusia antara 10-16 tahun. Orang kesebelas disebutkan namanya tetapi tidak disebutkan usianya. Rincian korban kedua belas tidak dapat dikonfirmasi.

Sebelum laporan mengenai dampak serangan tersebut muncul, Hizbullah telah mengaku bertanggung jawab atas empat serangan lainnya. Salah satunya adalah di kompleks militer terdekat di lereng Gunung Hermon, yang terletak di perbatasan antara Dataran Tinggi Golan dan Lebanon. Pangkalannya berjarak sekitar 3 kilometer dari lapangan sepak bola itu. (kps/Tribunnews)

Baca juga: Nenek Rohani Kena Peluru Nyasar saat Asyik Masak di Dapur

Baca juga: Final Piala AFF U19 Thailand U19 vs Indonesia U19 : Adu Kekuatan Stamina

Baca juga: Wanita Meninggal Setelah Operasi Sedot Lemak di Depok, Keluarga: Dia Berangkat dalam Keadaan Sehat

Baca juga: Buah Bibir : Ditha Rizky Amalia Dapat Mas Kawin Rp 2.872.024

Berita Terkini