Dia memperkirakan bahwa terdapat sekitar 4.000 warga yang datang pada momentum pengurasan ini.
Menurut dia, antusiasme warga sangat tinggi.
Sebab, pada pengurasan sebelumnya atau tiga tahun yang lalu masih diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi Covid-19.
Meski adanya pengurasan dan pembersihan, lanjut dia, tidak mengganggu operasional turbin PLTA yang menjadi sumber energi listrik primer untuk pulau Jawa dan Bali tersebut.
Sebab, masih ada aliran air penggerak turbin yang bersumber dari pintu air di sebelah kolam.
“Biasanya setelah dibersihkan, tiga sampai enam hari diisi dan penuh lagi,” pungkas Sunardi. (*)