TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, AS Sukawijaya alias Yoyok Sukawi meraih elektabilitas tertinggi pada hasil survei elektabilitas calon wali kota Semarang pada Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang 2024 versi lembaga survei Indo Barometer.
Dalam simulasi terbuka atau top of mind, tingkat elektabilitas Yoyok Sukawi sebesar 16,5 persen, berada di atas sejumlah nama lainnya yang dijagokan akan maju dalam kontestasi Pilkada Kota Semarang 2024.
Posisi kedua, ada Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita dengan elektabilitas 11 persen. Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Ade Bhakti Ariawan 6,3 persen, disusul Bupati Kendal Dico M Ganinduto 2,8 persen. Lalu, elektabilitas nama calon lainnya berada di bawah 2 persen.
Hasil survei itu disampaikan oleh peneliti lembaga survei Indo Barometer M Qodari dalam FGD "Membaca Peta Politik Jelang Pilwakot Semarang 2024 Jilid 3" Forum Media Online Kota Semarang (FOMOS) di Hotel Neo Candi, Selasa (6/8/2024).
Qodari hadir dalam FGD secara online melalui Zoom Meeting.
"Awareness pemilih paling tinggi terhadap A.S Sukawijaya (Yoyok Sukawi) (16.5 persen), disusul Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) (11 persen), Ade Bhakti Ariawan (6.3 persen), Dico M. Ganinduto (2.8 persen) dan Krisseptiana (Tia Hendi) (2 persen). Nama lainnya (<2>
Baca juga: Dico Ganinduto Didukung 1.500 Nelayan Kota Semarang! Inilah Harapan dan Janji Mereka
Baca juga: "You Know who I am" Kata Agustina Wilujeng Soal Isu Maju Pilwakot Semarang, Gantikan Mbak Ita?
Baca juga: Ade Bhakti Jadi Maju Pilwakot Semarang Atau Tidak? Begini Sikap Kawan Dekat
Sementara, dalam survei tertutup dengan tiga nama kandidat, elektabilitas tertinggi diraih Yoyok Sukawi. Tingkat elektabilitas bos PSIS Semarang sebesar 50,3 persen. Lalu, Mbak Ita memiliki elektabilitas 16,3 persen dan Dico Ganinduto 13,0 persen.
"Alasan utama publik memilih calon wali kota adalah karena berpengalaman, kinerjanya bagus/terbukti, dekat dengan rakyat/merakyat, hanya nama calon tersebut yang saya tahu dan orangnya baik," ucap Qodari.
Dia mengatakan, survei Indo Barometer tersebut dilakukan pada 18 hingga 23 Juli 2024 di 16 kecamatan di Kota Semarang. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan wawancara secara tatap muka.
"Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 400 responden, dengan margin of error sebesar ±4.90 % , pada tingkat kepercayaan 95 % ," tandas Qodari.
Menanggapi hasil survei ini, pengamat politik UIN Walisongo Semarang Kholidul Adib mengatakan, melihat dinamika politik saat ini, Pilwakot Semarang 2024 kemungkinan akan ada dua atau tiga poros yang akan bertarung.
Poros pertama ialah Koalisi Semarang Maju yang terdiri dari enam partai politik. Yaitu Demokrat, PKS, PKB, PAN, NasDem, PPP dengan total perolehan 20 kursi parlemen. Keenam partai ini sudah sepakat mendukung Yoyok Sukawi.
Poros kedua Koalisi Golkar dan PSI yang mengajukan Dico Ganinduto. Namun, posisi Dico belum aman karena baru memperoleh sembilan kursi, masih kurang satu. Poros ketiga adalah PDIP. Dengan perolehan 14 kursi, PDIP bisa mengusung calon sendiri.
Menurut pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo ini, Partai Gerindra yang belum menentukan arah dukungan akan menjadi pemain kunci Pilwakot Semarang dua atau tiga poros.
"Ke depan akan ada tiga atau dua poros. Terjadi tiga poros kalau misalnya Gerindra dengan Dico bersama Golkar dan PSI bergabung, total 16 kursi. Kalau terjadi dua sangat mungkin kalau upaya Yoyok melobi Gerindra berhasil," ungkap dia.