Berita Internasional

Gunungan Sampah Longsor Tewaskan 18 Orang di Uganda

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat

TRIBUNJATENG.COM, KAMPALA - Sabtu (10/8/2024), gunungan sampah di tempat pembuangan sampah (TPA) di distrik Kiteezi, Kampala utara, Uganda, longsor.

Akibatnya, 18 orang tewas.

Menurut media lokal, rumah-rumah, orang-orang, dan hewan ternak tertimbun tumpukan sampah di tempat pembuangan sampah karena hujan lebat.

Baca juga: WNI Jadi Pelaku Penikaman di Amerika, Begini Kronologi Kejadiannya

Presiden Uganda Yoweri Museveni telah mengarahkan pasukan khusus tentara untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan.

Ia juga menuntut untuk mengetahui siapa yang mengizinkan orang untuk tinggal di dekat tumpukan sampah yang berbahaya.

Juru bicara kepolisian metropolitan Kampala Patrick Onyango mengatakan kepada wartawan di tempat kejadian bahwa 14 mayat telah ditemukan pada Sabtu, dan empat lainnya pada hari Minggu.

Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut, namun pada Sabtu Otoritas Ibu Kota Kampala yang mengoperasikan tempat pembuangan sampah tersebut, menyebutkan delapan korban tewas termasuk dua anak-anak.

Sebelumnya, Onyango mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 1.000 orang mengungsi dan polisi bekerja sama dengan lembaga pemerintah lainnya serta tokoh masyarakat untuk mencari cara membantu mereka yang terkena dampak.

Walikota Kampala Erias Lukwago mengatakan kepada AFP bahwa masih banyak lagi yang mungkin masih terkubur di tumpukan sampah saat operasi penyelamatan sedang berlangsung.

Ia menggambarkan hal tersebut sebagai bencana nasional, dan menuduh para pejabat korup telah menyedot uang yang seharusnya digunakan untuk memelihara tempat pembuangan sampah tersebut.

Presiden Museveni mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial X bahwa pihaknya akan memberikan santunan bagi keluarga korban.

Yakni sebesar lima juta shilling Uganda (1.300 dolar AS/ Rp 20 juta) untuk setiap korban jiwa dan satu juta shilling (270 dolar AS/ Rp 4 juta) untuk setiap orang yang terluka.

Dia juga menyerukan penyelidikan mengenai bagaimana orang diizinkan tinggal begitu dekat dengan lokasi tersebut dan memerintahkan pemindahan semua orang yang tinggal di “zona bahaya”.

Ekskavator masih terus bergerak melewati gundukan besar sampah pada hari Minggu dengan disaksikan penduduk setempat, beberapa di antaranya merasa putus asa.

Lukwago pada Sabtu menyampaikan kekhawatirannya tentang keamanan TPA Kiteezi seluas 14 hektar yang didirikan pada 1996 dan menampung hampir semua sampah yang dikumpulkan di Kampala.

Halaman
12

Berita Terkini