Pigeon Valley dan Rabbit Field: Zona interaksi dengan burung merpati dan kelinci, memungkinkan anak-anak untuk memberi makan dan bermain dengan binatang lucu.
Dream Coffee Stall: Warung kopi di tengah hutan yang menawarkan minuman menyegarkan sambil menikmati suasana alam.
Area Parkir dan Keamanan: Tempat parkir yang luas dan keamanan lingkungan yang terjaga untuk kenyamanan pengunjung.
Unit Villa: Villa dengan harga terjangkau yang bisa dimiliki dengan DP dan angsuran KPR, serta benefit kerjasama dengan manajemen.
"Sky Forest Resort & Park akan dibuka secara bertahap untuk memastikan setiap detail siap menyambut pengunjung dan diharapkan bisa Soft Opening Tahap perdana pada akhir September 2024 mendatang.
Pengembangan Aksesibilitas
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa menyampaikan, penyebaran wisatawan baik wisatawan dari Bali Selatan yang berkunjung ke Kabupaten Buleleng, Bali Utara tidak mencapai 10 persen.
Pada semester I tahun 2024, jumlah kunjungan wisman ke Buleleng sebanyak 270.000 kunjungan dan wisnus baru mencapai 500.000.
“Pariwisata Buleleng mengalami high seasons hanya dua bulan, yaitu Juli- Agustus dan peak seasons di Desember-Januari dengan angka okupansi hotel rata-rata 80 persen, selebihnya selama low seasons angka okupansi hotel hanya 20-30 persen,” kata Gede Suyasa.
Kondisi ini membuat Pemkab Buleleng hanya menargetkan pendapatan daerah dari PHR (Pajak Hotel dan Restoran) sebesar Rp200 miliar, di mana pada semester I 2024 baru tercapai 49 persen.
Gede Suyasa menyampaikan, rendahnya angka penyebaran wisatawan dari Bali Selatan ke Buleleng, Bali Utara, karena terkendala oleh aksesibilitas, terutama instrastruktur jalan yang membuat perjalanan menjadi lama dan panjang. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi fokus pemerintah daerah dalam upaya menggairahkan pariwisata yang berkelanjutan.
”Salah satu faktor rendahnya persentase kunjungan wisatawan dari Bali Selatan ke Kabupaten Buleleng karena aksesibilitas atau jarak tempuh yang jauh dan cukup memakan waktu. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi fokus pemerintah daerah dalam upaya menggairahkan pariwisata yang berkelanjutan,” kata Gede Suyasa.
Sekda Buleleng berharap adanya pembangunan Jalan Nasional Baru (Short Cut) Singaraja-Mengwitani, yang saat ini sudah mencapai titik 3-8 perlu dilanjutkan pembangunannya sampai mendekati pusat Kota Singaraja, yang diharapkan bisa membantu dalam mengatasi masalah aksesibilitas tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Aktiva Askara menyampaikan, pengembangan pariwisata di Bali Utara fokus pada eco-community based tourim sebagai upaya dalam menerapkan konservasi lingkungan alam dan budaya masyarakat.
“Buleleng mempunyai dataran tinggi, sepanjang Bali Utara memiliki hutan lindung dan hutan desa yang harus kita jaga. Juga mempunyai garis pantai terpanjang di Bali dengan terumbu karang dan biota lautnya harus kita jaga. Begitu pula budaya masyarakat kita pelihara dan kembangkan dalam kegiatan kepariwisataan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Gede Dody Sukma Aktiva Askara.