Situasi di depan Gedung DPR semakin tegang saat Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Habiburokhman, menemui massa aksi yang tengah memprotes Revisi UU Pilkada. Meski dilempari botol dan diteriaki oleh demonstran, Habiburokhman tetap maju dan menyatakan bahwa ini adalah risiko yang harus dihadapi sebagai wakil rakyat. Apakah situasi ini akan mereda, atau justru semakin memanas?
TRIBUNJATENG.COM - Kamis (22/8/2024), suasana di depan Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, menjadi semakin panas ketika Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, Habiburokhman, menemui massa yang sedang menggelar aksi unjuk rasa.
Massa yang berdemonstrasi menolak pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada itu melempari Habiburokhman dengan botol dan meneriakinya, menciptakan ketegangan yang luar biasa.
"Risiko Wakil Rakyat": Habiburokhman Tetap Tenang di Tengah Kericuhan
Habiburokhman, yang dikenal sebagai mantan aktivis, dengan tenang menanggapi perlakuan massa tersebut.
"Tadi kena lemparan beberapa kali, itu risiko wakil rakyat," ujarnya seusai menemui massa.
Sebagai seseorang yang pernah berada di posisi serupa saat menjadi aktivis, ia mengakui bahwa aksi protes seperti ini bukan hal yang asing baginya.
"Dulu kita yang demo di depan ya, tukang lempar-lempar, sekarang nggak papa," tambahnya dengan santai.
Habiburokhman menegaskan bahwa DPR akan tetap memperjuangkan aspirasi masyarakat, meskipun saat ini situasi tengah memanas.
"Intinya aspirasi masyarakat kami perjuangkan," kata Habiburokhman sebelum meninggalkan lokasi.
Massa Aksi Semakin Memanas: Pagar Gedung DPR Dijebol
Kericuhan semakin tak terkendali saat massa aksi, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, mencoba mendobrak pagar Gedung DPR.
Berdasarkan pantauan di lokasi, aksi tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.
Sejumlah mahasiswa terlihat menaiki gerbang DPR dan berusaha mencopot besi runcing yang ada di atas pagar.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 14.12 WIB, pagar bagian samping gedung DPR berhasil dijebol oleh massa aksi.
Meskipun pagar sudah dibobol, demonstran tampak ragu-ragu untuk langsung memasuki gedung DPR.
Mereka memilih untuk berkonsolidasi terlebih dahulu sebelum memutuskan langkah selanjutnya.
Habiburokhman dan Wakil Ketua Baleg DPR Hadapi Massa dari Atas Mobil Komando
Dalam upaya meredakan ketegangan, Habiburokhman turun ke lapangan bersama Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR, Achmad Baidowi, yang akrab disapa Awiek.
Mereka berdua naik ke atas mobil komando bersama Ketua Umum Partai Buruh, Said Iqbal, yang mewakili para demonstran.
Namun, kehadiran Habiburokhman dan Awiek justru memicu keributan yang lebih besar.
Massa yang sudah dalam kondisi tidak kondusif semakin riuh saat mereka melihat kedua anggota DPR tersebut.
Said Iqbal mencoba menenangkan massa dengan berbagai bujukan, namun upayanya tidak banyak membuahkan hasil.
Massa tetap bergolak, membuat suasana semakin sulit dikendalikan.
Meski begitu, Habiburokhman tetap menyampaikan pernyataan singkat dari atas mobil komando, "Assalamualaikum Wr.Wb, selamat siang rekan-rekan sekalian.
Hari ini kami menyampaikan, tidak ada pengesahan RUU Pilkada," teriaknya, meski suaranya tenggelam di tengah riuhnya massa.
Setelah beberapa saat di atas mobil komando, Habiburokhman dan Awiek akhirnya turun dan kembali masuk ke dalam Gedung DPR, diiringi pengawalan ketat dari aparat keamanan.
Ketegangan Berlanjut: Masa Depan RUU Pilkada dalam Ketidakpastian
Aksi unjuk rasa yang memanas ini menandakan adanya ketidakpuasan yang mendalam di kalangan masyarakat terhadap proses legislasi terkait RUU Pilkada.
Meskipun tidak ada pengesahan RUU pada hari ini, kericuhan yang terjadi menunjukkan bahwa isu ini masih jauh dari selesai.
Apakah aspirasi masyarakat akan didengar oleh para wakil rakyat di Senayan, atau apakah ketegangan ini akan terus berlanjut? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Baca juga: Dasco: DPR Harus Ikuti Putusan MK Jika Sampai Waktu Pendaftaran RUU Pilkada Belum Disahkan
sumber: tribunnews