TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatat all time high (ATH) baru di level 7.619,90 serta penutupan perdagangan tertinggi di awal pekan ini. Pada Senin (26/8), IHSG menguat 0,82 persen atau 61,90 ke 7.606,19 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Delapan indeks sektoral mengangkat IHSG ke level tertinggi. Sektor barang konsumsi nonprimer melonjak 2,53 persen, sektor properti dan real estat melesat 2,01 persen, sektor energi melaju 1,14 persen.
Sektor barang baku melejit 1,13 persen, sektor keuangan menanjak 0,71 persen, sektor transportasi dan logistik menguat 0,69 persen, sektor infrastruktur naik 0,65 persen, sektor kesehatan menguat 0,20 persen.
Sementara tiga sektor justru tertinggal dan mengalami penurunan, yakni sektor teknologi terpangkas 0,59 persen, sektor barang konsumsi primer tergerus 0,20 persen, sektor perindustrian melemah 0,09 persen.
Total volume transaksi bursa mencapai 16,59 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 12,41 triliun.
Sebanyak 360 saham menguat, dan 219 saham melemah, serta 217 saham flat.
Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, secara teknikal terdapat pelebaran positive slope pada indikator MACD meskipun indikator Stochastic RSI sedang berada di overbought area.
"Apabila IHSG mampu bertahan di atas level 7.600, maka IHSG akan berpotensi bergerak di rentang level 7.600-7.650 pada perdagangan Selasa (27/8)," katanya, Senin (26/8).
Rilis data
Menurut dia, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi rilis data CB Consumer Confidence bulan Agustus 2024 di Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan tetap berada di level optimistis menjadi 100,1. Angka itu lebih rendah dari posisi Juli 2024 di 100,3.
Valdy menuturkan, perkiraan itu seiring dengan sektor tenaga kerja AS yang sedang mengalami pelemahan. Selain itu, Jerman dijadwalkan merilis data pertumbuhan ekonomi final di kuartal II/2024 yang diperkirakan masih terkontraksi minus 0,1 persen yoy.
Dari regional, pasar juga menantikan rilis data Industrial Profits YTD di China pada Juli 2024 yang dijadwalkan rilis pada Selasa (27/8). Menurutnya, data itu dapat berpengaruh terhadap prospek pertumbuhan ekonomi China di semester II/2024.
William Surya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, mencermati perkembangan pola gerak IHSG terlihat kembali menggeser rentang konsolidasi ke arah yang positif menuju tren penguatan.
Ia berujar, penguatan yang terjadi saat ini masih ditunjang oleh rilis laporan kinerja emiten sepanjang semester I/2024. Capital inflow juga masih mengalir deras secara year to date (ytd).
"Jika IHSG mampu mencetak rekor all time high (ATH) atau rekor tertinggi sepanjang masa secara beruntun, maka IHSG masih akan bergerak menguat hingga beberapa waktu mendatang," ucapnya.