TRIBUNJATENG.COM,TEGAL - Pemerintah Kota Tegal menggandeng KPU dan Bawaslu mengadakan kegiatan Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula/ Pelajar di Aula SMKN 1 Tegal, Rabu (28/8/2024).
Pada kesempatan itu, Pj Wali Kota Tegal, Dadang Somantri mengajak para pelajar yang merupakan pemilih pemula untuk menolak politik uang saat Pilkada Serentak 2024, pada 27 November 2024, mendatang.
Menurutnya politik uang harus dihindari supaya semua bisa ikut berperan dan bertanggung jawab mengawal kepala daerah.
Sehingga pemimpin yang terpilih bisa istiqomah bekerja dengan baik tanpa korupsi.
"Dengan dikawal oleh kalian salah satunya supaya biaya demokrasi, biaya Pilkada ini tidak menjadi mahal. Bagaimana supaya tidak mahal? Maka kalian harus menolak politik uang,” ujarnya.
Dadang mengatakan, informasi yang didapatkannya, ada calon-calon yang memberikan uang kepada masyarakat dengan harapan mereka akan dipilih.
Saat ini, jumlah pemilih di Kota Tegal ada sekira 212 ribu jiwa lebih.
Sebagai perumpamaan jika salah satu calon ingin mendapatkan 25 ribu suara dengan membagikan uang Rp500 ribu, maka jumlah uang yang dikeluarkan sebanyak Rp 12,5 miliar.
“Kalau Rp 12,5 miliar dibagi lima artinya satu tahun itu Rp 2,5 miliar. Jadi ini kalau menjadi investasi maka seorang calon kepala daerah dia harus berfikir bagaimana tiap tahun minimal kembali Rp 2,5 milyar,” katanya.
Menurut Dadang, jika memilih calon pemimpin hanya karena diberi uang dan ternyata hasilnya jelek, koruptor atau semacamnya maka yang memilih akan rugi selama lima tahun.
Ia berharap, pelajar yang hadir bisa menjadi virus positif untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada teman-temannya, orang tua serta tetangganya untuk menghindari politik uang.
“Kalian generasi yang akan datang ,supaya Kota Tegal bersih tidak ada politik uang.
Kalian yang 150 siswa ini harus betul-betul menjadi siswa SMK yang jujur, bertanggungjawab, berani dan memiliki integritas yang baik,” pesannya. (fba)