TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Isi surat wasiat yang ditinggalkan seorang pria berinisial HCK (20), warga Desa Palon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.
Surat wasiat tersebut ditulis HCK sebelum gantung diri di dalam rumahnya, Senin (2/9/2024) pagi.
Mayatnya pertama kali ditemukan oleh sang ayah.
Baca juga: 2 Bocah Tewas Berlumuran Darah Dibunuh Ibu Kandung, Terduga Pelaku Sempat Mengamuk
Baca juga: Perempuan Ini Menunggu di Luar Saat Anaknya Diperkosa Kepala Sekolah, Tergiur Janji Uang dan Motor
Kapolsek Jepon, AKP Putoro Rambe, mengatakan lokasi kejadian berada di dalam rumahnya di ruang depan kamar tidur, sekira pukul 08.15.
AKP Putoro Rambe menjelaskan kronologi kejadian, bermula ketika Senin (2/9/2024) sekira pukul 08.15, ayah korban pulang dari sawah dan setelah sampai di rumah kemudian masuk ke dalam dan menuju ruang makan.
"Kebetulan ruang makan dekat kamar korban, kemudian menengok ke atas melihat korban sudah menggantung di atas blandar atau penuwun di atas ruang makan," katanya, saat dikonfirmasi Tribunjateng, Selasa (3/9/2024).
Melihat hal itu, seketika ayah korban berteriak minta tolong dan didengar oleh tetangga.
"Tetangga yang mendengar teriakan dari ayah korban itu, langsung masuk ke rumah korban, lalu bersama-sama menurunkan korban. Setelah diturunkan, saat dicek korban sudah dalam kondisi tidak bernafas," jelasnya.
Setelah itu, warga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Jepon.
"Kami langsung datang ke TKP, untuk olah TKP," ujarnya.
Saat olah TKP, pihak kepolisian menemukan sebuah surat di selembar kertas, yang diduga ditulis oleh korban.
Berikut tulisan surat yang diduga ditulis oleh korban yang ditujukan ke orangtuanya.
'Pak, buk, sakdurunge aku jaluk sepuro anakmu gak iso dadi opo sing mbok karepke, sepurane nggih pak, buk, gak iso ngancani uripe sampean sampe tuo,
anakmu wis gak kuat buk, anakmu wis loro pak, buk,sampean iseh nduwe pipin, jogonen adiku yang mungkin suatu hari iso dadi anak sing mbok karepke ora koyok anakmu siji iki sing bajingan, isone nyusahne sampean tok, anak sing gak tau ono benere, mungkin iki dalan sing kudu tak lakoni, sepurane buk,'
AKP Putoro Rambe menjelaskan dengan ditemukannya selembar surat yang ditulis oleh korban itu, diduga penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya, lantaran korban kecewa dengan orang tuanya.