TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Volume bendungan tempuran yang menurun, dimanfaatkan warga untuk memancing ikan.
Pasalnya, bendungan yang ada di Desa Tempuran, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, itu merupakan andalan bagi para petani sebagai supplai air.
Namun, lantaran volume air saat musim kemarau yang terus menyusut, petani tidak bisa menggunakan air bendungan untuk mengairi lahan.
Di sisi lain, kondisi itu dimanfaatkan oleh warga untuk memancing ikan.
Berdasarkan pantauan Tribunjateng, beberapa warga memancing di area bendungan.
Bahkan, karena volume air menyusut, para pemancing itu terlihat berendam ke tengah bendungan untuk memancing ikan.
Meskipun pakaian basah, dan di bawah panas terik matahari, para pemancing itu tetap semangat untuk memancing ikan.
Salah seorang pegawai Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, yang bertugas sebagai pemantau bendungan tempuran, Puji Setiyono, menyebut kondisi bendungan saat ini sangat memprihatinkan lantaran sebagian area waduk telah mengering.
"Tingginya air hanya 0,94 meter, bahkan tidak ada satu meter, padahal dalam kondisi normal tinggi air bisa sampai 7,9 meter, dengan kondisi tersebut pintu utama sudah tidak dibuka, airnya hanya untuk perawatan tubuh bendungan jadi sudah tidak dialirkan ke warga dan petani," katanya, kepada Tribunjateng, Minggu (29/9/2024)
Selain itu, kata Puji, air bendungan juga sudah tidak dipakai untuk air baku PDAM sejak volume air menipis.
"Artinya kondisi waduk benar-benar kritis. Tetapi saat ini masyarakat panen ikan. Kalau nelayan di sini tidak terlalu saklek aturan, jadi cenderung bebas mencari ikan," terangnya.
Menurutnya para nelayan yang berasal dari warga sekitar itu memiliki wadah dalam satu paguyuban.
"Sehingga saat kondisi waduk kritis dan air menyusut seperti ini, mereka langsung terjun ke waduk mencari ikan, ada yang memakai pancing hingga jaring," paparnya.(Iqs)