Sebuah tembakan mengakhiri segalanya.
Jasad sang Jenderal kemudian dibawa ke Lubang Buaya, menjadi bagian dari tumpukan jenazah para pahlawan revolusi yang gugur secara tragis.
Kolonel A. Latief, Komandan Brigif I Kodam V Jaya, turut terlibat dalam peristiwa ini.
Rumahnya dijadikan tempat rapat persiapan operasi penculikan.
Para perwira tinggi seperti Jenderal Ahmad Yani, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen DI Panjaitan, dan Brigjen Sutoyo Siswomiharjo menjadi target utama.
Kapten Czi (Anumerta) Pierre Tendean, ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution, juga ikut menjadi korban.
Tuduhan membentuk "Dewan Jenderal" yang ingin menggulingkan Presiden Soekarno menjadi alasan di balik penculikan dan pembunuhan para perwira tinggi tersebut.
Jasad mereka kemudian ditemukan di sebuah lubang buaya di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Wawancara terakhir Ahmad Yani dengan para wartawan menjadi kenangan mendalam.
Senyum hangat dan cerita-cerita penuh semangatnya kini hanya tinggal kenangan.
Kepergiannya yang tragis menjadi salah satu catatan kelam dalam sejarah bangsa Indonesia. (*)