TRIBUNJATENG.COM, PORTLAND - Selasa (10/10/2024) malam, polisi di Portland, Oregon, menghentikan sebuah mobil karena mereka melihat sebuah tas mencurigakan.
Tas tersebut bertuliskan “Jelas bukan tas berisi narkoba”.
Namun faktanya, tas itu memang penuh dengan narkoba: 79 pil fentanil biru, tiga tablet oksikodon palsu, dan 230 gram sabu-sabu.
Baca juga: Dirahasiakan Keluarga Kerajaan, Penyebab Kematian Ratu Elizabeth Diungkap Mantan PM Inggris
Dilansir Guardian, petugas memberhentikan seorang pria dan seorang wanita yang mengendarai mobil curian di dekat persimpangan SE 162nd Avenue dan Division, menurut biro kepolisian Portland.
Di dalam mobil, petugas melihat bahwa kunci kontak Ford Taurus telah dirusak dan menemukan sekantong narkoba.
“Pengemudi dan penumpangnya ditangkap,” kata petugas informasi publik kepolisian Portland, Sersan Kevin Allen.
“Di dalam kendaraan tersebut ditemukan sejumlah besar narkoba yang dikemas termasuk metamfetamin dan pil fentanil biru, beberapa timbangan, uang, dan senjata api.”
Banyak dari sekantung narkoba tersebut disimpan dalam tas kanvas coklat bertuliskan “Jelas bukan tas penuh narkoba”.
Sebuah foto dari penangkapan para petugas, termasuk tas tersebut, menarik perhatian media di X.
Para tersangka, yakni Reginald Reynolds (35) dan Mia Baggenstos (37). keduanya menghadapi dakwaan kepemilikan narkoba dan kepemilikan kendaraan curian.
Reynolds didakwa dengan tuduhan pengiriman metamfetamin, kepemilikan metamfetamin yang melanggar hukum, penggunaan kendaraan yang tidak sah dan kepemilikan kendaraan curian, dan kepemilikan zat terlarang pada tingkat pertama.
Baggenstos menghadapi dakwaan yang hampir sama, kecuali kepemilikan zat terlarang pada tingkat kedua.
Pada tahun 2020, Oregon membuat sejarah ketika mendekriminalisasi kepemilikan sejumlah kecil obat-obatan terlarang, jauh lebih kecil dari jumlah yang ditemukan petugas pada hari Selasa.
Ini terjadi dalam upaya untuk mengalihkan pendanaan kota dari kriminalisasi dan menuju pengobatan gangguan penggunaan narkoba.
Langkah tersebut disahkan dengan dukungan publik tingkat tinggi yang goyah karena tingkat overdosis dan tunawisma meningkat di negara bagian tersebut selama pandemi Covid-19, ketika fentanil juga tersedia secara luas dan harga perumahan yang terjangkau semakin berkurang.
Pada September, negara bagian tersebut mengkriminalisasi kembali kepemilikan narkoba di bawah badan legislatif yang dikendalikan oleh Partai Demokrat. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Oregon Menemukan Tas Penuh Narkoba Bertuliskan "Bukan Tas Penuh Narkoba""
Baca juga: Berhasil Bobol Sistem NASA Dua Kali, Hacker Ini Malah Diberi Surat Penghargaan Resmi