TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Sesosok mayat perempuan dengan rambut dominan merah tanpa identitas ditemukan di kebun dekat peternakan ayam Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal.
Mayat ditemukan dalam kondisi setengah telanjang, masih mengenakan jaket hitam yang setengah terbuka.
Di lokasi, juga terdapat celana dalam warna pink, celana hitam, masker hitam, dan tas warna krem di dekat tubuh korban.
Baca juga: Terungkap Sosok Mayat Perempuan di Darupono Kendal Rupanya Santriwati Hafizah
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, mayat ditemukan sekitar pukul 06.30 WIB.
"Itu tadi pagi, sekarang sudah dibawa ke rumah sakit," ujarnya di lokasi, Kamis (17/10/2024).
Kapolsek Kaliwungu, AKP Edi Sukamto Nyoto, mengungkapkan bahwa korban diperkirakan berusia sekitar 20 tahun dan tidak ditemukan identitas pada tubuhnya.
"Tidak ada identitas saat ditemukan," jelasnya.
Polisi menduga kuat korban mengalami pemerkosaan sebelum dibunuh.
Baca juga: Ini Identitas Mayat Perempuan Diduga Diperkosa di Darupono Kendal, Rupanya Warga Brangsong
"Dugaan sementara, korban diperkosa lalu dibunuh. Saat ini kami masih menyelidiki lebih lanjut," tambah Kapolsek.
Jenazah korban sudah dibawa ke RSUD Soewondo Kendal untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolsek juga mengungkapkan adanya luka di bagian leher dan kepala korban yang menambah kecurigaan terhadap dugaan kekerasan seksual sebelum korban dibunuh.
"Hasil pengecekan sementara, ada luka di leher dan kepala," jelasnya.
Sosok perempuan tersebut akhirnya teridentifikasi sebagai SNH (19), warga Gempolbapang RT 004/002, Kelurahan Brangsong, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal.
Identitasnya terungkap setelah Kepala Desa Brangsong, Asnawi, mengonfirmasi informasi tersebut.
"Tadi sudah dipastikan oleh orangtuanya di RSUD Soewondo," ujar Asnawi.
Di rumah duka, telah dipasang tratak untuk menyambut kedatangan jenazah.
Orang tua korban sudah berada di rumah duka setelah memastikan identitas putri mereka.
Korban diketahui merupakan santriwati di salah satu pondok pesantren di Kendal, yang tengah menjalankan pengabdian.
Ibunya, Rohmatun, mengatakan bahwa SNH telah belajar di pesantren sejak lulus SD dan sempat bekerja sebagai penjahit.
"Aktivitasnya selain mengabdi di pesantren, juga kerja sambilan sebagai penjahit," katanya.
Sebelum kejadian, ibu korban merasa ada firasat buruk saat putrinya memutuskan kembali ke pondok lebih awal.
Rohmatun sempat mencegah kepergian putrinya, tetapi SNH bersikeras karena merasa ada tanggung jawab yang harus diselesaikan di pesantren.
Kapolsek Kaliwungu, AKP Edi Sukamto Nyoto, juga menyebutkan bahwa polisi masih menunggu hasil autopsi dari RSUD Soewondo Kendal untuk menguatkan penyelidikan terkait dugaan pemerkosaan dan pembunuhan ini.
"Kami masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebab kematian dan adanya kekerasan seksual," tutupnya.