TRIBUNJATENG.COM, TEGAL – Debat publik pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tegal tahun 2024 berlangsung lancar, di mana masing-masing paslon menyampaikan visi, misi, serta program untuk lima tahun mendatang.
Debat yang digelar di Syailendra Grand Dian Hotel Slawi, Kamis (24/10/2024), sempat memanas karena perbedaan pandangan antara paslon terkait berbagai isu strategis.
Debat publik ini terdiri dari lima sesi, yang meliputi berbagai tema, mulai dari pendidikan dan kebudayaan, pembangunan infrastruktur, hingga pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Baca juga: Pan Kaya Kie Bae? Bukan Slogan Kosong, Bima-Mujab Siap Lakukan Perubahan di Kabupaten Tegal
Setiap paslon bergantian menjawab dan menanggapi pertanyaan, dengan keriuhan dari para pendukung yang menambah suasana debat semakin hidup.
Meskipun sempat memanas, acara tetap berlangsung kondusif hingga akhir.
Paslon nomor urut 1, Bima Eka Sakti dan M Syaeful Mujab, tampil tenang dan lugas dalam menjawab setiap pertanyaan.
Bima menegaskan pentingnya kepemimpinan yang solid, menyebut bahwa pemimpin harus bekerja seperti dua matahari yang bersinar bersama.
Menanggapi isu maraknya kasus bullying, tawuran, dan balap liar, Bima berkomitmen untuk menjalankan program khusus bagi anak muda jika terpilih sebagai Bupati.
Ia juga menekankan perlunya mengurangi beban administrasi guru agar mereka bisa lebih kreatif dalam mengajar.
"Visi misi kami berbasis Ikonik, yang I-nya adalah Iman. Pembentukan karakter murid akan didorong melalui pendidikan agama," jelas Bima.
Calon Wakil Bupati M Syaeful Mujab menambahkan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan peran bimbingan konseling di sekolah untuk menangani permasalahan mental siswa.
Dukungan juga akan diberikan kepada komunitas kepemudaan seperti Duta Genre dan Duta Anti Narkoba.
"Ini agar remaja Tegal memiliki saluran positif untuk berkembang, menjadi muda-mudi yang maju, bahagia, dan berprestasi," kata Mujab.
Di sisi lain, Calon Bupati nomor urut 2, Ischak Maulana Rohman, menekankan perlunya intervensi dari keluarga dan lingkungan dalam menangani kasus bullying.
Ia mengusulkan agar seluruh elemen masyarakat, mulai dari Pemkab Tegal hingga tingkat desa, dilibatkan dalam upaya edukasi.