"Alhamdulillah kami sangat senang dengan pembangunan jalan ini. Makanya, kita kaum ibu, juga semangat membantu pak tentara menyusun batu agar cepat selesai jalannya," jelasnya.
Selain gotong royong warga bersama TNI, alat berat Wales Stum juga didatangkan. Tujuannya, untuk mengoptimalkan pengerjaan agar selesai tepat waktu.
Program TMMD, dimulai sejak 2 Oktober 2024, dan berlangsung selama 30 hari.
Alat berat digunakan untuk memadatkan batu-batu yang sudah tersusun rapi di atas jalan.
Pengerjaan yang cepat membuat warga bisa merasakan manfaat pembangunan jalan makadam tersebut.
Sebelum dibangun, kondisi jalan berlubang, dan becek saat musim hujan tiba. Dengan kondisi akses jalan seperti itu membuat warga kesulitan untuk beraktivitas sehari-hari.
Salah seorang warga Dukuh Kedung Kenongo, Desa Sidomulyo, Gimin (46), merasa bersyukur dengan dibangunnya akses jalan di desanya itu.
"Dulu jalan ini berlubang, kalau sudah hujan menjadi becek, dan berlumpur sehingga sulit dilalui, Alhamdulillah sekarang jalannya sudah bagus dan nyaman untuk dilewati,” terangnya.
Selain membangun jalan, program fisik TMMD lainnya yaitu membangun jembatan yang ada di Desa Sidomulyo, dengan panjang 6 meter, lebar 3,7 meter, dan tinggi 3,5 meter, disertai pagar pembatas.
Sebelum dibangun, kondisi jembatan sangat sempit dan membahayakan, lantaran tidak ada pagar pembatasnya.
Namun dengan datangnya TMMD, kini jembatan itu dibangun, dan membuat masyarakat nyaman dan aman ketika melewati jembatan tersebut.
Manfaat pembangunan jembatan dirasakan langsung oleh seorang petani asal Desa Kedung Kenongo, Desa Sidomulyo, Sumantri.
Sumantri tak lagi was-was, resah, atau takut terjatuh, ketika melewati jembatan itu.
"Berkat jembatan yang sudah dibangun ini, tentu sangat memudahkan kami membawa hasil kebun, maupun pakan ternak," kata Sumantri, usai melintasi jembatan sembari membawa pakan ternak dengan menggunakan motornya.
Selain jalan dan jembatan, melalui program TMMD juga dibangun 3 titik talud jalan, dan 3 unit sumur bor.