Sekarang, kue ungu itu sudah matang.
Lill senang sekali.
Saat dia hendak memasukkan kue ke mulutnya, Ibu mencegahnya lagi.
“Lili, sudahlah. Mengapa, sih, kamu ingin jadi raksasa? Ibu takut terjadi apa-apa padamu,”
Namun, Lili acuh. Dia mulai menyantap kue-kuenya.
Dalam sekejap, Lili merasa tubuhnya begitu bugar.
“Badanku terasa segar. Hmm, tapi aku, kok, belum besar juga ya?”
Usai berkata demikian, tiba-tiba terjadi keanehan, tubuh Lili pelan-pelan mulai membesar.
Dia jadi besar … besar … dan besar! Kepalanya menyundul langit- langit rumah dan semua pun jadi berantakan.
Ibu Lili berteriak cemas, tapi Lili malah tertawa senang.
Dia berjalan berkeliling desa.
Bum … bum … suara Iangkah kaki Lili berdebum.
Semua yang dilewatinya jadi rusak.
Ketua desa marah sekali. Dia berteriak.
“Lili, hentikan langkahmu! Lihat, apa yang sudah kamu perbuat?”