TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Relawan Khusus Jaga Suara Kabupaten Pemalang mengadakan doa bersama, dan pagelaran wayang oleh Komunitas Sedulur Wayang Mania, perkumpulan pegiat seni eks karesidenan Pekalongan, di Desa Muncang, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang.
Ketua Relawan Khusus Jaga Suara Kabupaten Pemalang Kusworo mengatakan, tujuan acara ini untuk memohon kelancaran dan kedamaian dalam pelaksanaan Pilgub Jateng 2024, serta menghasilkan pemimpin yang kredibel dan diterima oleh semua kalangan masyarakat.
"Malam ini, teman-teman dari relawan khusus Jaga Suara mengadakan acara Umbul Donga dengan tujuan agar pelaksanaan Pilgub Jateng nanti bisa berjalan lancar, damai, tanpa ada pelanggaran dari penyelenggara ataupun Paslon," ujar Kusworo, Minggu (18/11/2024).
Selain doa bersama, ada pagelaran wayang yang digelar dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional, dengan menampilkan 10 dalang yang membawakan lakon 'Jumeneng Parikesit'.
Lakon ini bercerita tentang terpilihnya Parikesit, keturunan terakhir Pandawa, sebagai pemimpin negara Hastina karena kemampuannya yang luar biasa.
"Kami sinkronkan antara lakon dengan Pilkada, mudah-mudahan di Jateng terpilih pemimpin yang dikehendaki oleh rakyat dan bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat seperti lakon Parikesit tadi," ucapnya.
Wayang, sebagai kesenian yang dekat dengan masyarakat, digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan penting dalam acara ini.
"Wayang adalah budaya orang Jawa dalam hal mensosialisasikan segala sesuatu untuk menyampaikan pesan dari sebuah kegiatan," jelas Kusworo.
Ia berharap Jawa Tengah bisa mendapatkan pemimpin yang dipilih oleh masyarakat, dan mampu memajukan daerah.
Kusworo menyatakan, bahwa relawan Jaga Suara mendukung penuh pasangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi) dalam Pilgub Jateng 2024.
"Kami mengharapkan ada tokoh yang kita usung, yang kita harapkan menjadi pemimpin yang kita kehendaki. InsyaAllah, kami menghendaki Pak Andika dan Pak Hendi jadi di Jateng. Kami melihat figurnya cocok jadi pemimpin yang diterima oleh semua kalangan seperti Parikesit," ujarnya.
Relawan Jaga Suara, yang dibentuk untuk mendekati konstituen dan menyerap aspirasi masyarakat, juga berperan dalam merekam kejadian di lapangan yang tidak sesuai dengan undang-undang, seperti intimidasi, penyelewengan, dan pengerahan massa yang tidak sesuai.
Wakil Ketua Komunitas Sedulur Wayang Mania, Sumali menyampaikan harapannya agar pemimpin Jawa Tengah nanti peduli dengan seni tradisional, khususnya wayang kulit.
"Kalau tidak ada campur tangan pemerintah berat, dari sisi penganggarannya. Kalau tidak ditanggap ya nanti mati," tambahnya. (Dro)