TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kasus pembunuhan aparatur sipil negara (ASN) Semarang Iwan Boedi tak kunjung terungkap.
Kasus ini sudah di meja polisi selama 2 tahun 6 bulan.
Pergantian pucuk pimpinan baik dari Kapolda Jawa Tengah, Direktur Reserse Kriminal Umum, sampai Kapolrestabes Semarang belum memberikan angin segar terhadap kasus ini.
Baca juga: Mutasi Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan, Keluarga Korban : Utang Besar Kasus Iwan Boedi
Sebaliknya, keluarga korban yang tak ingin berpangku tangan melakukan investigasi mandiri.
"Kami gemas (jengkel, marah) dengan kondisi ini (kasus yang kunjung terungkap) jadi kami melakukan investigasi ke pihak-pihak yang belum tersentuh polisi," terang Kuasa hukum keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setiawan, Jumat (3/1/2025).
Pihak yang menjadi sasaran keluarga untuk melakukan investigasi adalah beberapa saksi-saksi yang belum pernah dimintai keterangan oleh polisi.
Mereka terdiri dari berbagai latar pekerjaan ada nelayan, satpam, paranormal, PNS dan lainnya.
"Kepada saksi-saksi ini kami melakukan pendekatan khusus dan berulang-ulang karena mereka masih ada kecemasan sehingga informasi yang diberikan presentasenya masih sedikit," papar pria yang disapa Yas ini.
Selama proses investigasi ini, pihaknya menemukan berbagai kendala di antaranya hilangnya rekaman CCTV yang merekam kejadian kunci.
"Ambil contoh rekaman CCTV di sekitar Marina (tempat penemuan mayat) batas maksimal rekaman 30 hari sedangkan mungkin polisi belum mengambil bukti elektronik tersebut," beber Yas.
Selain itu, tipikal Iwan Boedi dikenal sebagai sosok yang tertutup.
Keluarga tak menemukan sedikitpun jejak digital yang bisa menjadi petunjuk atas persoalan yang dialaminya sebelum dibunuh.
"Korban ini orangnya tertutup jadi tidak suka membicarakan masalah di kantor atau dengan keluarganya sendiri sehingga kami terkendala juga pada bagian-bagian itu," ujarnya.
Dari proses investigasi mandiri tersebut, ketika keluarga menemukan bukti-bukti baru lalu ditindaklanjuti dengan memberikan informasinya kepada polisi untuk ditindaklanjuti.
"Kami ketika ada informasi baru langsung dikoordinasikan dengan polisi karena memang faktanya ada beberapa hal yang polisi tidak tahu malah tahunya dari kami yang menginformasikan," lanjut Yas.