Meski sudah biasa dilakukan, tetapi Intan menyebut, hal ini cukup merepotkan karena harus antre ke bank.
Bahkan, kalau stok uang baru di bank sudah habis, dia harus membeli uang baru yang biasa dijajakan di pinggir jalan jelang Lebaran.
"Ya harus cari tukar uang baru nanti, biasanya ke bank."
"Kalau kehabisan terpaksa beli yang biasa di pinggir jalan itu," ujarnya.
Beruntung, uang mainan itu tidak sampai digunakan Intan untuk belanja kebutuhan toko.
Sebab, apabila itu terjadi, peredaran uang mainan itu bisa semakin tidak terkontrol.
Ditambah, Intan berisiko dianggap sebagai pengedar uang palsu.
"Untung tidak saya buat kulakan (belanja), bisa saya yang kena nanti, terus uangnya jadi nyebar juga," katanya.
Aksi nakal Siti akhirnya ketahuan saat ibu rumah tangga ini membeli jajanan ke kios yang ketika itu dijaga oleh adik Intan.
Begitu mengetahui Siti menggunakan uang mainan untuk belanja, Intan langsung sadar dan mengecek uang yang telah dikumpulkannya.
Benar saja, semua uang tersebut adalah uang mainan.
"Tahunya adik saya itu bilang ini uang palsu, langsung saya cek ternyata semua uang yang saya kumpulkan ini palsu, langsung saya datangi rumahnya," ujarnya.
Meski telah ditipu, Intan sudah memaafkan Siti dan tidak akan melaporkannya ke polisi.
Dia berharap, Siti tidak mengulangi perbuatannya lagi ke toko-toko lain.
"Sudah dimaafkan, jadi tidak lapor, harapannya tidak diulangi lagi," katanya. (*)