Dia menyebut, sebelum PMK merebak di Jawa Tengah, PMK sudah mewabah di Jawa Timur.
"Pasar hewan ada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur."
"Jika hewan ternak tidak laku di Jawa Timur akan digeser ke pasar lain, misalnya di Jawa Tengah."
"Dari hal tersebut potensi penyebaran melalui lalu lintas ternak semakin masif," tutur Hariyanta.
Dia menerangkan, PMK tidak menular ke manusia, sehingga, daging sapi yang terinfeksi masih dapat dikonsumsi, kecuali bagian mulut dan tlacak atau kaki, serta jeroan.
Kondisi tersebut memengaruhi nilai jual ternak yang dijual oleh peternak seperti sapi.
"Kami mengimbau para peternak menjaga kebersihan kandang, desinfeksi dan batasi hewan atau manusia yang masuk ke kandang."
"Kalau sapi sakit, tetap usahakan diberi makan dengan diloloh, supaya ada energi dan kekebalan tubuh," imbuhnya. (*)
Baca juga: 1.733 Non ASN Pemkot Semarang Tak Lolos Seleksi PPPK, BKPP: Akan Tetap Dipekerjakan
Baca juga: Selama 2024, Kilang Cilacap Salurkan Bantuan Pendidikan Rp150 juta
Baca juga: Oikumene Kanwil Kemenkum Jawa Tengah Gelar Bakti Sosial di Panti Asuhan Cacat Ganda Bhakti Asih
Baca juga: Kuliner di Sentra Dracik Batang Dipastikan Aman, Ini Hasil Lengkap Uji Laboratorium Dinkes