Terpisah, Transiska Luis Marina dari Kabid Tata Ruang Dinas Penataan Ruang Kota Semarang, mengatakan bahwa dinas akan melakukan pembenahan terhadap rusaknya beberapa QR Code tersebut.
"Mulai tahun ini InsyaAllah. Nanti QR Code yang hilang itu akan kita ganti, jadi prasastinya tetap," ujarnya.
Transiska mengatakan, tujuan pemasangan barcode itu untuk menjadikan Kota Lama Semarang menjadi museum bergerak, sekaligus bagian dari konsep Smart City.
"Kaitan dengan QR Code, kami sebut sebagai building signing. Ini adalah bentuk informasi digital yang kami berikan kepada masyarakat, jadi bangunan bisa bercerita. Di QR Code itu berisi sejarah dari bangunan itu sendiri, dulunya itu bangunan untuk apa dan dibangun untuk apa," katanya.
Nantinya, akan ada 80 bangunan cagar budaya yang akan diberikan QR Code, untuk saat ini sekitar 80 persen QR Code sudah terpasang.
Transiska menambahkan, nantinya kekurangan pemasangan jumlah barcode akan dilakukan selama bertahap tiap tahunnya.
"Sekitar 20 persen belum terpasang, beberapa masih dalam proses pembangunan gedung. Mungkin setelah pembenahan akan dipasang," jelasnya.
Dengan demikian, dia berharap agar masyarakat ataupun wisatawan yang berkunjung. Mau ikut merawat fasilitas yang telah terpasang di Kota Lama Semarang. (Rad)