"Ibu sangat bahagia, Alhamdulillah anak saya pulang," ujar ibu Sana dengan suara bergetar, matanya sembab karena tangis haru, dikutip dari Tribun Cirebon pada Kamis (9/1/2025).
Adik Tarsinah, Waenah (33), yang ikut menjemput di Bandara Soekarno-Hatta, mengungkapkan kebahagiaan besar yang dirasakan keluarganya.
"Ya pasti bahagia banget, enggak bisa diceritakan."
"Kami keluarga sangat menanti selama 22 tahun, akhirnya bisa bertemu. Saya sangat sedih, terharu, dan juga bahagia," ujar Waenah.
Menurut Waenah, selama 23 tahun, keluarga hanya bisa menggantungkan harapan pada doa.
Bahkan saat isu kematian Tarsinah tersebar, keluarga tetap yakin bahwa ia masih hidup.
"Sempat juga keluarga mau diberi santunan dari Jasa Raharja, tapi kami menolaknya karena masih yakin kakak saya masih hidup," ujarnya.
Dalam kepulangannya, Tarsinah hanya mampu menatap kosong, seolah tak percaya bahwa dirinya benar-benar telah kembali.
"Setelah pulang, saya sangat bahagia bertemu keluarga, pokoknya banyak bahagia," kata Tarsinah singkat dalam wawancara.
Kepulangan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah Desa Gebang Ilir, Pak Kuwu, Bu Kuwu, dan Pak Ulis, semuanya yang telah membantu proses kepulangan kakak saya," kata Waenah.