Berita Purwokerto

Seleksi PPPK Terlalu Memprioritaskan Guru Swasta, Kacab Dinas 10: Mereka Punya Serdik dan Sudah P1

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan monitor disiapkan di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS untuk tes Computer Assisted Test (CAT) dalam seleksi PPPK formasi 2023.

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Seorang guru non ASN (R3) salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kabupaten mengeluh seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang dianggap lebih memprioritaskan untuk guru swasta.

Dia adalah RS (31) salah seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris di Banyumas yang sudah mengabdi 7 tahun dan belum dapat kejelasan terkait pengangkatannya.

Saat itu ia ikut gelombang rekrutmen PPPK besar-besaran yang terjadi pada 2021.

Para guru dengan kategori R3 atau sekarang disebut guru non ASN negeri saat itu ada yang tidak masuk passing grade.

Pada 2022 ketika seleksi PPPK diadakan lagi ternyata mereka tidak dapat ikut karena prioritasnya adalah bagi P1 atau guru swasta yang lulus passing grade.

Hingga turun kebijakan 2024 rencana pemerintah menghapus honorer dan mengangkat menjadi PPPK.

"Kita menyambut baik PPPK tahun 2024 ternyata prioritasnya masih dari swasta.

Padahal Non ASN adalah honorer negeri, kemarin ternyata tetap yang diutamakan sekarang swasta (R1D)," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (15/1/2025). 
Pada saat mengikuti tes pada 2022 dia tidak bisa mengisi bagian resume atau tahapan akhir.

Hal itu menurutnya karena terjegal kuota yang penuh dan sudah diisi dari kalangan swasta.

Ia mengatakan guru dari sekolah swasta sudah menjadi prioritas sejak 2021 dan nilai mereka pada 3 tahun lalu dipakai terus untuk tes masuk PPPK.

Contoh kasusnya adalah di sekolahnya sendiri, yaitu ada guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 4 orang.

Tiba-tiba datanglah guru baru dari Wonogiri yang ditempatkan di sekolah tempat RS mengajar, sehingga menjadi ada 5 orang guru PAI.

"Itu teman saya yang juga berstatus Non ASN dirugikan penempatan tersebut dan mengurangi jam mengajar teman saya sebagai guru PAI.

Guru itu yang dari Wonogiri adalah guru yang awalnya berasal dari sekolah swasta sudah diangkat dan kemudian ditempatkan di sekolah negeri," katanya.

Karena kondisi demikian maka dengan sendirinya, salah satu guru PAI yang statusnya honorer mundur dengan sendirinya dan mencari sekolah lain.

Halaman
123

Berita Terkini