Berita Kudus

Upaya Pencegahan PMK, Didik: Peternak di Kudus Responsif

Penulis: Rezanda Akbar D
Editor: muh radlis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kudus mengecek kondisi kesehatan sapi di Pasar Hewan Gulang Kudus, Rabu (8/1/2025).

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertanpangan) Kudus Didik Tri Prasetyo mengapresiasi para peternak yang responsif saat pihaknya melakukan upaya pencegahan penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Alhasil penyebaran PMK di Kudus cukup bisa ditekan.

Menurut Didik sepanjang 2024 terdapat 135 kasus PMK di Kudus. Dari jumlah total kasus tersebut 2 ekor hewan ternak di antaranya mati. Kemudian 2 ekor hewan ternak lainnya dipotong paksa dan 131 ekor sembuh.

“Jadi hitungannya di Kudus ini masih dalam kategori aman,” kata Didik.

Kesadaran peternak menjadi hal yang paling penting dalam upaya pencegahan PMK. Pasalnya tanpa adanya keterlibatan peternak PMK tidak bisa ditanggulangi secara maksimal. Untuk itu pihaknya berharap penuh kepada para peternak agar senantiasa menjaga kebersihan kandang dan segera melaporkan kepada pihaknya ketika terdapat gejala PMK.

“Untuk itu kami selalu melakukan monitoring oleh tim kesehatan hewan. Termasuk pembagian disinfektan kepada para peternak merupakan upaya yang kami lakukan. Memang tidak sepenuhnya mendapatkan disinfektan dari kami, untuk itu kekurangannya akan kami upayakan,” kata Didik.

Kemudian upaya pencegahan lainnya, pihaknya senantiasa menjaga lalu lintas ternak dengan cara menugaskan tim kesehatan hewan di pasar hewan yang ada di Kudus. Tugas tim tersebut melakukan pengecekan terhadap hewan ternak yang datang. Pengecekan ini meliputi pengecekan fisik hewan apakah terdapat gejala PMK.

“Kalau memang terdapat hewan ternak yang masuk ke pasar hewan terdapat gejala PMK, kami akan segera melakukan penanganan awal agar tidak menulari hewan ternak yang lain,” katanya.

Upaya pencegahan ini pihaknya lakukan agar penyebaran PMK di Kudus bisa dikendalikan. Kemudian yang tidak kalah penting, pencegahan ini juga untuk menghindari merebaknya PMK secara masif yang kemudian mengakibatkan pasar hewan ditutup yang sangat merugikan para peternak maupun para penjual hewan ternak.

Sedianya pada 2024 pihaknya sudah melakukan vaksinasi PMK ke ribuan hewan ternak di Kudus. Namun rupanya terjadi tren peningkatan kasus PMK di sejumlah daerah di Jawa Tengah yang juga berimbas ke Kudus sejak akhir 2024. Alhasil vaksinasi ini pun kembali pihaknya gencarkan.

“Pada 2024 kasus PMK mulai turun banyak peternak merasa hewannya sudah sehat akhirnya tidak divaksin. Padahal vaksin tidak boleh putus untuk kekebalan imun,” katanya.

Berita Terkini