Kenangan bersama orangtua menjadi hal yang begitu berkesan untuk pemain kelahiran Kuansing, Riau, 18 Juni 2004 tersebut.
Ditambahkan Ridho Syuhada, salah satu yang membuatnya lebih termotivasi dalam laga kontra PSBS Biak, sebab memutar video pertandingannya serta melihat foto saat bersama orangtua.
"Sebelum pertandingan, saya punya kebiasaan main HP, nyetel musik, Youtube, dan lain-lain."
"Tapi karena berhubung di Stadion Lukas Enembe itu tidak ada sinyal, saya cuma bisa buka -buka galeri melihat beberapa video saya bermain."
"Dan sesekali teringat almarhum Papa saya, karena di galeri banyak sekali kenangan dengan beliau," kata Ridho Syuhada.
"Nah, mungkin itu juga menjadi motivasi tambahan untuk saya di laga tersebut," pungkasnya.
Soal pertandingan kontra PSBS Biak, diucap Ridho Syuhada merupakan pertandingan yang sulit.
Hal ini karena pada laga tersebut PSIS Semarang dihadapkan sejumlah faktor.
Selain absennya beberapa pemain seperti Gali Freitas, Faqih Maulana, dan Evandro Brandao,pertandingan away tersebut juga memakan waktu perjalanan yang lama.
Seperti diketahui, perjalanan ke Papua dari Kota Semarang bisa memakan waktu sampai belasan jam.
"Ini laga yang sulit bagi kami terutama melakukan perjalanan away yang sangat jauh."
"Tapi jauh-jauh ke sini bertekad cari poin."
"Syukur Alhamdulillah, kami mendapatkan poin," ungkap Ridho Syuhada. (*)
Baca juga: Ornamen Imlek 2025 di Stasiun Purwokerto: Ada Ikon Shio Ular Sepanjang 6 Meter di Area Drop Zone
Baca juga: Curhat Della Puspita Ketiban Apes, Niat Bantu Malah Ditipu Teman, 18 Orang Gagal Berangkat Umrah
Baca juga: Kecelakaan Tunggal di Semarang, Motor Oleng dan Masuk Parit, Pembonceng Tewas
Baca juga: MA Hasyim Asyari Bawang dan FORSIMBA Gelar Expo Kampus: Ajak Pelajar Peka Pendidikan Tinggi