Kasus PMK di Jateng Menurun, Angka Kesembuhan Ternak Capai 2.204 Eko

Penulis: budi susanto
Editor: Daniel Ari Purnomo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VAKSINASI TERNAK: Sejumlah petugas kesehatan hewan melakukan vaksinasi hewan ternak di wilayah Kecamatan Mijen Kota Semarang tengah, beberapa waktu lalu. Vaksinasi yang dilakukan kepada hewan ternak yang sehat dan belum tertular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kegiatan vaksinasi dilakukan untuk menghindari penularan PMK.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Jawa Tengah menunjukkan tren penurunan signifikan.

Saat ini, jumlah kasus aktif berada di bawah 20 ekor per hari, tanpa laporan kematian atau pemotongan baru.

Sementara itu, angka kesembuhan terus meningkat hingga ratusan ekor.

Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Hariyanta Nugraha, menyampaikan bahwa hingga Rabu (29/1/2025), jumlah ternak yang diduga terinfeksi PMK mencapai 6.899 ekor, bertambah 12 ekor dari sebelumnya.

Namun, sebanyak 485 ekor telah dinyatakan sembuh, sehingga total ternak yang pulih mencapai 2.204 ekor.

Sementara jumlah ternak yang disembelih tetap 120 ekor, dan yang mati sebanyak 293 ekor, tanpa ada laporan baru.

"Jumlah kasus yang bertambah sudah sangat sedikit, di bawah 20 ekor per hari, sementara angka kesembuhan terus meningkat. Tidak ada laporan ternak mati atau dipotong dalam beberapa waktu terakhir. Ini menunjukkan bahwa kasus aktif semakin menurun," ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (30/1/2025).

Sejak awal Januari 2025, kasus PMK di Jateng sempat mengalami fluktuasi.

Puncaknya terjadi pada 15-16 Januari, ketika lonjakan kasus mencapai 899 ekor dalam satu hari.

Namun, pada pekan ketiga Januari, jumlah kasus mulai menurun.

Hingga pekan keempat (28-29 Januari), terjadi peningkatan signifikan pada jumlah ternak yang sembuh.

Menurut Hariyanta, keberhasilan ini berkat pelaksanaan vaksinasi yang dimulai sejak 1 Januari 2025.

“Kami sudah mendapatkan distribusi vaksin dan pengobatan terus dilakukan,” jelasnya.

Hingga saat ini, sebanyak 4.011 ekor ternak telah menerima pengobatan, sementara vaksinasi sudah diberikan sebanyak 37.333 dosis.

Selain itu, sebanyak 71.489 liter cairan disinfektan telah didistribusikan ke 272 lokasi.

Jateng juga akan menerima tambahan 400 ribu dosis vaksin dari pemerintah pusat hingga September 2025.

Selain vaksinasi dan pengobatan, pembatasan lalu lintas hewan turut berperan dalam menekan penyebaran PMK.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah penutupan pasar hewan untuk mencegah interaksi antara ternak sehat dan yang terinfeksi.

Meski tren kasus menurun, Hariyanta mengingatkan para peternak agar tetap waspada.

Jika menemukan tanda-tanda PMK pada ternak, mereka diminta segera melapor ke tenaga medis atau melalui WhatsApp Pusat Krisis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan di 0811 1182 7889, atau ke Posko PMK Disnakkeswan Jateng di 0851 3509 7990.

"Yang paling penting adalah menjaga kesehatan ternak, terutama di musim hujan. Pastikan kebersihan kandang, berikan pakan berkualitas, hindari memasukkan hewan dari luar tanpa pemeriksaan, serta tambahkan multivitamin atau jamu tradisional seperti empon-empon. Jika ada gejala PMK, segera laporkan, karena semakin cepat ditangani, semakin besar peluang sembuhnya," imbuhnya. (*)

Berita Terkini