Sebagai Bunda Literasi, Ainia Sholicah menyampaikan, bahwa sepanjang tahun 2023 sampai 2024, pelajar di Blora telah menyusun buku sebanyak 300 judul dan semuanya telah dicetak.
"Ada di masing-masing sekolah mereka, di perpustakaan daerah, dan dibawa masing-masing. Jumlah ini hampir masuk MURI karena jumlahnya paling banyak se Jawa Tengah. Ini menandakan minat dan bakat anak anak Blora dalam menulis cukup tinggi," terangnya.
Sementara itu, Astuti, putri Pramoedya yang hadir bersama Aditya Ananta Toer, dari Yayasan Pramoedya Ananta Toer Foundation, mengaku juga merasa kembali ke masa kecil.
"Saya ikut membayangkan bagaimana kondisi ayah saya saat itu lewat surat-surat yang adik-adik baca tadi. Mengenang Pram dari sisi lain, yang begitu sukses digelar."
"Terimakasih kepada seluruh pelajar yang terlibat. Terimakasih warga Blora atas dukungannya dalam menyukseskan Seabad Pram," paparnya.
Kepala SMPN 5 Blora, Sopyan, mengaku senang dan merasa terhormat karena sekolah yang dipimpinnya bisa menjadi lokasi pementasan dramatic reading.
Usai pementasan Dramatic Reading, dilanjutkan dengan penyerahan piagam penghargaan untuk sutradara dan seluruh pelajar pembaca surat surat Pramoedya. Yang diserahkan oleh Bupati dan Bunda Literasi.(Iqs)