Selama masa Syekh H. Abdul Qadir Zaelani hingga masa Syekh H. ‘Abdul Muhyi, Gua Pamijahan dipercaya sebagai tempat pertemuan para wali.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya jalan yang menghubungkan lorong gua dengan Banten, Cirebon, Surabaya, hingga Mekkah.
Goa Pamijahan juga dijadikan tempat beribadat para wali, yang dibuktikan dengan adanya “masjid dan menara” di dalam goa.
Selain itu, peninggalan Syekh H. Abdul Qadir Zaelani ini juga dijadikan tempat kaderisasi dalam mengembangkan dan menyebarluaskan agama Islam ke seluruh penjuru tanah air, dibuktikan dengan adanya tempat pendidikan berupa perpustakaan di dalam goa.
Terakhir, Gua Pamijahan berfungsi sebagai tempat Tajrid dan Taqarrub (menyirnakan dan mendekatkan diri) kepada Allah, dibuktikan dengan adanya tempat bersemedi di dalamnya.
Melalui akun sosial media TikTok milik @ibnurusdasyakir tampak mengunggah sebuah video pada (23/4/2024) dengan keterangan bertuliskan:
"Goa safarwadi Syekh Abdul Muhyi Pamijahan," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Dalam video berdurasi 20 detik tersebut tampak memperlihatkan sejumlah pengunjung yang tengah berjalan menyusuri goa sembari bersholawat dan membawa senter untuk menerangi jalan.
Terlihat goa tersebut cukup luas, dengan aliran air dan sejumlah bebatuan di dalam goa.
(*)