UIN SAIZU Purwokerto

Awali 2025, UIN Saizu Lakukan Penguatan Moderasi Beragama ke 1000 Pelajar di Lima Sekolah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAJIAN MODERASI AGAMA -- Pusat Kajian Moderasi Beragama dan Pancasila UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar program penguatan moderasi beragama bagi pelajar di lima sekolah di Jawa Tengah. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO -- Pusat Kajian Moderasi Beragama dan Pancasila UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar program penguatan moderasi beragama bagi pelajar di lima sekolah di Jawa Tengah. 

Ketua Pusat Kajian Moderasi Beragama dan Pancasila UIN Saizu Purwokerto, Turhamun menyampaikan, kegiatan penguatan ini berlangsung sepanjang Januari 2025.

 Ini bertujuan menanamkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman kepada pelajar.

Lima sekolah yang menjadi sasaran program ini adalah MAN 2 Banjarnegara, MAN 3 Cilacap, SMA Islam Andalusia, MAN 4 Kebumen, dan SMA Negeri 3 Purwokerto.

Kegiatan ini merupakan upaya strategis untuk mencetak generasi yang moderat dan inklusif dalam beragama.

“Melalui program ini, kami ingin membangun kesadaran akan pentingnya sikap moderat dalam keberagamaan.

Harapannya, para pelajar dapat menjadi agen perubahan yang menjaga harmoni di tengah keberagaman,” ujar Turhamun, Rabu (12/2/2025).

Narasumber Hadirkan Pemahaman Mendalam

Dua narasumber utama dihadirkan dalam program ini, yaitu Ahmad Yusuf Prasetiawan dari Rumah Moderasi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dan Subur Putra dari The Winner Institute Purwokerto.

Ahmad Yusuf menekankan, sekolah adalah tempat strategis untuk menanamkan nilai-nilai kebinekaan.

“Dengan moderasi beragama, kita ingin menciptakan generasi yang terbuka terhadap dialog, menghormati perbedaan, dan menjauhi sikap ekstrem. Pemahaman ini harus ditanamkan sejak dini,” jelasnya.

Dia juga memperkenalkan empat indikator moderasi beragama dan sembilan kata kunci sebagai prinsip utama yang harus dipahami oleh para peserta.

Senada dengan itu, Subur Putra menegaskan kolaborasi antara guru, siswa, dan masyarakat sangat penting dalam membangun lingkungan yang moderat. 

“Jika semua elemen sekolah bersinergi, sikap saling menghargai akan tumbuh lebih kuat. Kuncinya adalah kejujuran pada diri sendiri, rasa syukur, dan terus memperbaiki diri,” tuturnya.

Antusiasme Tinggi dari 1.000 Siswa

Kegiatan ini mendapat respons positif dari para peserta, dengan total 1.000 siswa terlibat dalam sesi pemaparan materi, diskusi kelompok, dan simulasi interaktif.

Melalui pendekatan yang dinamis, para pelajar diajak untuk memahami bagaimana sikap moderasi beragama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai studi kasus dan permainan peran digunakan untuk menggambarkan pentingnya menghormati perbedaan dalam interaksi sosial.

Selain sebagai sarana edukasi, program ini juga menjadi ajang sosialisasi UIN Saizu kepada para siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Harapan: Moderasi Beragama Menjadi Gaya Hidup

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semangat moderasi beragama semakin mengakar di lingkungan sekolah dan masyarakat.

“Moderasi beragama bukan sekadar wacana, melainkan harus menjadi praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sikap terbuka, menghargai perbedaan, dan toleransi harus menjadi karakter yang melekat pada generasi muda,” pungkas Turhamun.

Melalui inisiatif ini, UIN Saizu berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam membangun masyarakat yang harmonis, damai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebinekaan.

Baca juga: Ops Candi 2025, Satlantas Polres Jepara Gelar Penerangan Keliling Keselamatan Lalu Lintas

Baca juga: Curhat Pilu Penyiar RRI Ternate, "Anak Saya Dapat Makan Siang Gratis, Tapi Saya di-PHK"

Baca juga: Tabel Angsuran KUR BNI 2025, Rp 5 Juta-Rp 30 Juta, Bunga Rendah dan Berikut Syarat Lengkapnya

Berita Terkini