TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara memastikan alokasi gas Elpiji 3 kilogram mencukupi, meskipun masyarakat masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas tersebut di tingkat pengecer.
Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kabupaten Jepara, Ferry Yudha Adhi Dharma, menyampaikan bahwa pada tahun 2025 alokasi gas Elpiji 3 kilogram untuk Kabupaten Jepara mengalami penurunan sebanyak 53 ribu tabung dibandingkan tahun sebelumnya.
“Alokasi Elpiji 3 kilogram tahun ini sebesar 34.152 metrik ton atau 11.384.000 tabung. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 11.437.667 tabung, dengan realisasi mencapai 11.560.424 tabung,” jelas Ferry kepada Tribunjateng, Selasa (19/2/2025).
Penyebab Kelangkaan dan Upaya Pemkab Jepara
Ferry menjelaskan bahwa meskipun distribusi gas Elpiji bersubsidi dari agen ke pangkalan sudah kembali normal, pendistribusian hingga ke pengecer masih belum merata. Akibatnya, masyarakat di beberapa daerah masih kesulitan mendapatkan gas Elpiji 3 kilogram.
“Ini sebenarnya dampak dari penyesuaian alokasi dan libur panjang di Januari lalu. Tapi kami sudah berupaya agar distribusi diratakan, sehingga dapat dijangkau masyarakat,” tambahnya.
Keluhan Warga Akibat Kelangkaan Gas
Kesulitan mendapatkan gas Elpiji 3 kilogram dirasakan langsung oleh masyarakat. Siti Nursidah, warga Demaan, Kecamatan Jepara, mengaku hingga kini masih kesulitan mencari gas di sekitar tempat tinggalnya.
“Gas Elpiji 3 kilogram sekarang masih susah mencarinya,” ujar Siti kepada Tribunjateng, Selasa (18/2/2025).
Ia mengungkapkan bahwa harga gas Elpiji di pengecer melambung hingga Rp25.000 – Rp28.000 per tabung, sementara harga di agen resmi tetap Rp20.000 per tabung.
“Saya harus berkeliling se-Kecamatan Jepara untuk mencari gas. Kalau di agen harganya tetap Rp20.000, tapi di pengecer jauh lebih mahal,” keluhnya.
Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, Siti rela mengeluarkan biaya lebih besar agar tetap bisa memasak.
“Mau tidak mau, meski mahal tetap dibeli karena kebutuhan,” tambahnya.
Sementara itu, beberapa warga memilih beralih menggunakan gas Elpiji 5 kilogram akibat sulitnya mendapatkan gas Elpiji 3 kilogram. Romdonah, warga Kauman, Kecamatan Jepara, mengaku terpaksa beralih ke gas Elpiji 5 kilogram.
“Karena sulit mendapatkan gas Elpiji 3 kilogram, saya akhirnya beralih ke gas Elpiji 5 kilogram,” kata Romdonah.
Prioritas untuk Pelanggan Tetap
Di sisi lain, Kusnadi, salah satu agen gas Elpiji di Jobokuto, mengaku lebih memilih melayani pelanggan tetap karena stok gas Elpiji 3 kilogram yang terbatas.
“Gas Elpiji 3 kilogram hanya kami peruntukkan bagi pelanggan tetap. Kami enggan menerima pelanggan baru karena khawatir stok tidak mencukupi,” jelas Kusnadi.