Blora

Angka Partisipasi CKG di Puskesmas Rowobungkul Blora Masih Sangat Rendah

Penulis: M Iqbal Shukri
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PUSKESMAS ROWOBUNGKUL- Ilustrasi Puskesmas Rowobungkul Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora tampak depan. Angka partisipasi CKG masih rendah.

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Angka partisipasi Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Blora masih rendah.

Pasalnya, program CKG sudah mulai diterapkan di Kabupaten Blora, sejak 10 Februari 2025.

Sudah sekitar 12 hari berjalan, minat masyarakat untuk memanfaatkan program CKG masih terbilang rendah, di setiap puskesmas.

Seperti halnya di Puskesmas Rowobungkul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Baca juga: Empal Gentong Ini Budi, Empal Gentong Favorit di Jogja Kini Buka di Semarang

Baca juga: Turnamen Catur Junior Dandim Cup I, Wakil Bupati Jepara Dorong Promosikan Wisata Melalui Olahraga 

Baca juga: Klasemen Liga Voli Korea Terbaru: Red Sparks Peringkat 2, Megawati MVP Saat Lawan GS Caltex

Kepala Puskesmas Rowobungkul Ngawen, Jiniati, mengatakan sejak diterapkan program CKG, warga yang memanfaatkan program CKG di Puskesmas Rowobungkul tercatat baru puluhan warga.

"Kalau dari data kami, baru 25 orang yang ikut CKG. Memang kalau angka partisipasi masih sangat minim ya," katanya, kepada Tribunjateng, Minggu (23/2/2025).

Lebih lanjut, Jiniati, menyampaikan kendala yang dihadapi yakni terkait tingkat kesadaran masyarakat tentang CKG masih rendah.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus berupaya dengan menggandeng Forkompimcam, unsur Pemerintahan Desa, Tokoh Masyarakat, agar dibantu untuk menyosialisasikan program CKG ini.

"Kita akan terus sosialisasi bersama Forkompimcam, para Kepala Desa, agar tingkat partisipasi CKG ini meningkat, utamanya di Puskesmas Rowobungkul," paparnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinkes Blora, Nur Betsia Bertawati, mengatakan sampai Kamis (20/2/2025) jumlah yang berpartisipasi baru 851 orang.

"Data sampai 20 Februari 2025, yang sudah dilayani dalam CKG ada 851 orang. Itu data dari 26 puskesmas yang ada di Blora," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora, Edi Widayat, menambahkan memang angka partisipasi masyarakat dalam program CKG masih rendah.

"Memang karena masih tahap awal, belum tinggi  ya angka partisipasinya," ujarnya.

Dinkesda Blora menargetkan 30 orang yang berpartisipasi di setiap puskesmas.

"Per hari itu per puskesmas target kami itu 30 yang periksa," terangnya.

Oleh karena itu, Edi saat ini terus melakukan sosialisasi agar masyarakat Blora ikut berpartisipasi dalam program CKG.

"Kami terus sosialisasi lewat medsos 26 puskesmas, kemudian lewat tokoh masyarakat, kepala desa, tujuannya agar masyarakat tahu, dan mau memanfaatkan pemeriksaan kesehatan gratis ini," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora, Edi Widayat, mengatakan masyarakat Blora bisa ikut CKG saat masyarakat tersebut ulang tahun.

"Kegiatan CKG ini, sebagai hadiah dari pemerintah untuk masyarakat yang ulang tahun. Tujuan dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis ini, untuk deteksi dini agar masyarakat tidak jatuh sakit," katanya, kepada Tribunjateng, Kamis (13/2/2025).

Lebih lanjut, masyarakat Blora bisa mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis itu di 26 puskesmas.

"Syaratnya hanya KTP saja, langsung datang ke puskesmas di hari ulang tahun. Kemudian kalau yang punya android, itu bisa download aplikasi satu sehat. Fungsinya biar itu tercatat secara nasional, berapa yang diperiksa dan feedback dari hasil pemeriksaan itu langsung kita upload di aplikasi satu sehat," jelasnya.

Edi menyampaikan untuk pemeriksaan di sesuaikan dengan usia masing-masing orang yang diperiksa.

"Pemeriksaannya tergantung usia, disesuaikan dengan siklus usia hidup manusia," ujarnya

Misalnya, kata Edi, bayi baru lahir sampai satu tahun ada 6 parameter yang harus diperiksa.

Balita sampai pra sekolah, ada 8 parameter yang diperiksa. Kemudian usia sekolah sampai 18 tahun, ada 13 parameter yang harus diperiksa.

"Khusus anak-anak usia sekolah sampai 18 tahun ini dilakukan di saat tahun ajaran baru di sekolah masing-masing," ujarnya.

Lalu, usia produktif sampai lansia ada 19 parameter yang harus diperiksa.(Iqs)

Berita Terkini