TRIBUNJATENG.COM - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok cerita alasan tak memecat Riva Siahaan, salah satu tersangka kasus korupsi minyak mentah yang baru-baru ini hangat diperbincangkan.
Padhal, Ahok tahu betul bagaimana kelakuan Riva.
Ahok pun menceritakan kisahnya saat masih di Pertamina.
Baca juga: Rincian Harta Kekayaan LHKPN Riva Siahaan Dirut Pertamina Patra Niaga: Total Rp 18 M, Utang Rp 2 M
Baca juga: Anies dan Ahok Kembali Bertemu, Kali Ini Dalam Acara Peluncuran Buku
Riva Siahaan adalah Dirut PT Pertamina Patra Niaga yang ditetapkan Kejagung sebagai tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola mintak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada tahun 2018-2023.
Selama masa itu, Ahok masih menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Artinya Ahok paham betul tentang Riva Siahaan.
Riva menjadi salah satu Dirut yang membuat Ahok tersulut emosinya.
Bahkan, Riva Siahaan pernah diancam akan dipecat dan dimaki-maki oleh Ahok.
Sayangnya, jabatan Komisaris Utama tak bisa membuat Ahok memecat seorang Dirut.
"Itulah kenapa saya dikurung tidak boleh jadi Dirut. Janjikan saya jadi Dirut untuk membereskan, makanya saya hanya bisa melakukan sebatas yang bisa saya awasi," ujar Ahok dikutip dari YouTube Narasi yang tayang pada Sabtu (1/3/2025).
Pada kesempatan yang sama, Ahok pernah mengancam Riva dan memakinya.
"Lu tanya ke si Riva, itu pernah gua maki. Kalau gua Dirut, udah gua pecat lu. Benar gua gituin, gue pecat lu!" tegas Ahok dikutip dari YouTube Narasi yang tayang pada Sabtu (1/3/2025).
"Hampir tiap hari (Riva) saya maki-maki. Saya kasih contoh, saya minta tunai dihilangkan dari seluruh SPBU (minta ke Rifa)."
"Termasuk soal gauges untuk ngukur semua digital. Tapi enggak, mereka bikin sama Telkom ngukur tangkinya, 'Kok gak mau' gue bilang. 'Lu jangan kekeliruan di kampung namanya kekeliruan, buat apa gue tahu isi tangki. Itu mah beli solar minyak habis, mereka telepon kita. Ngapain lu habisin triliunan kerjasama sama Telkom untuk ngukur tangki di dalam berapa."
"Gua pengen kayak itu tuh saingan lu, AKR. Gua datangin AKR, habisin cuma 300 juta ukur nozelnya dong, gue pengen nozelnya digital. Saya pengen tahu orang ngisi minyak berapa, lalu saya akuisisi sefron, saya bangun IICC. Itu yang saya bikin supaya bisa saya kontrol berapa minyak kita," terangnya panjang.