Tantangan lainnya adalah kesenjangan akses terhadap teknologi.
Tidak semua anak memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses perangkat digital berkualitas.
Jika tidak ada upaya serius dari pemerintah dalam memastikan pemerataan akses teknologi dalam pendidikan, maka kesenjangan ini justru akan memperlebar ketimpangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Pada akhirnya, pembelajaran bahasa Indonesia melalui media digital memang menjanjikan potensi besar, tetapi tanpa regulasi yang kuat dan pengawasan yang ketat, manfaatnya tidak akan bisa dirasakan secara optimal.
Pemerintah, pendidik, dan orangtua harus berperan aktif dalam memastikan bahwa media digital benar-benar menjadi alat bantu yang berkualitas dan bukan sekadar tren tanpa arah.
Masa depan bahasa Indonesia di tangan generasi muda, dan memastikan mereka mendapatkan pembelajaran yang terbaik adalah tanggung jawab bersama. (*)
Wildan Aji Saputra *)
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Mahasiswa Doktoran Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Baca juga: UMP Gelar Launching Amaliah Ramadan dan Pengajian Akbar Bersama Prof Din Syamsuddin
Baca juga: LPPM UMP Gelar Writing Camp untuk Tingkatkan Publikasi Scopus dan Bangun Kultur Akademik Dosen
Baca juga: Produk Inovasi UMP Kelapa Kopyor Ditanam di Kementerian Pekerjaan Umum
Baca juga: Lakukan Pengambilan Sumpah Profesi, Lulusan Fikes UMP Siap Jadi Profesional dalam Bekerja