TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset (UKMPR) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) (unsoed.ac.id) kembali hadir di tengah masyarakat Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.
Melalui program Kelas Muntang PEKA (Peduli Keluarga), tim mahasiswa mengadakan pelatihan pembuatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) guna mendukung upaya pencegahan stunting, Kamis (14/8/2025).
Kegiatan ini melibatkan 25 kader posyandu sebagai peserta utama, didampingi 13 mahasiswa pelaksana, lima pendamping UKMPR, serta Sekretaris Desa Muntang.
Narasumber dalam kegiatan ini adalah Dinarika Susanti, A.Mg, Ahli Gizi RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Program ini lahir dari kepedulian terhadap kondisi gizi di Desa Muntang yang hingga Mei 2025 mencatat 15 kasus stunting baru.
Minimnya pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dan pola asuh anak yang tepat menjadi salah satu penyebab tingginya angka tersebut.
Melalui tema “Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan PMT”, peserta memperoleh edukasi tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang pada 1000 hari pertama kehidupan anak.
Baca juga: UNSOED Dukung Swasembada Pangan Nasional Melalui SID Cetak Sawah 10.000 Hektar di Sumatera Selatan
Dinarika menjelaskan bahwa stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kronis di masa dewasa.
Untuk itu, pemateri membekali peserta dengan resep makanan bergizi berbasis bahan lokal, seperti rolade ayam, sop pelangi, orak-arik telur teri, dan puding susu.
“Melalui PMT yang sesuai dan bergizi, diharapkan anak-anak di Desa Muntang dapat tumbuh sehat, cerdas, dan terhindar dari risiko stunting,” ungkap Sekretaris Desa Muntang dalam sambutannya.
Kegiatan berlangsung interaktif.
Peserta diberikan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal, kemudian mengikuti sesi tanya jawab terkait strategi pemberian PMT.
Salah satunya membahas cara menyesuaikan menu bagi anak-anak yang terbiasa dengan makanan manis atau asin agar tetap mau mengonsumsi makanan bergizi.
Dinarika menekankan bahwa makanan bisa dibuat mirip dengan menu sehari-hari, lalu diperkaya dengan sayur atau buah.
“Kita mulai dengan PMT yang mirip dengan makanan sehari-hari mereka."